Ribuan Sepeda Bekas Asal China Banjiri Batam hingga Sumatera

Ribuan Sepeda Bekas Asal China Banjiri Batam hingga Sumatera

Sepeda bekas asal China yang menyerbu Batam (Foto: Ist)

Batam - Sepeda bekas asal negara China membanjiri Kota Batam, Kepulauan Riau, dalam beberapa bulan terakhir. Sepeda 'impor' itu masuk dari Singapura ke Batam.

Sepeda ini dijual massal sejak tahun lalu. Ada dua merek yang paling banyak penjualannya yaitu Ofo berwana kuning dan Mobike berwarna oren. Ofo dijual mulai dari Rp 400 ribu sedangkan Mobike dijual mulai dari Rp 600 ribu. 

Sepeda tersebut adalah jenis sepeda tanpa rantai. Masuk ke Batam melalui Singapura sebagai barang bekas yang telah digunakan di sana. Saat ini penjualan sepeda ini merata hampir ke seluruh pelosok Batam bahkan hingga ke Natuna, kabupaten paling ujung di Kepulauan Riau. 

Pedagang sepeda bekas di Kawasan Tembesi, Hendra, mengaku, sepeda yang dia tahu bekas dari Singapura ini setiap bulannya selalu masuk ke Batam. 

"Sepeda ini sepeda dari Singapura. Biasa diantar ke sini dari distributornya. Kami tak pernah ambil langsung ke pelabuhan. Biasanya datang dua kali sebulan. Dulu kalau datang bisa sampai 120 unit. Dan langsung habis dalam seminggu," katanya. 

Sepeda ini memang sangat laris manis sejak ditawarkan pertama kali ke Batam, bahkan sebelum masuk ke Batam, masyarakat yang sering melancong ke Singapura lebih dulu tahu kualitas sepeda ini.

Hendra tertarik untuk menggeluti bisnis ini sejak akhir 2018. 

"Ini banyak juga yang ambil dari Tanjungpinang dan sekitarnya orang itu kalau yang ngeborong, kadang ambil bisa sampai 10-15 unit, karena buat dijual lagi kan," ujarnya. 

Tak hanya di Batam saja, penjualan sepeda inipun sudah merambah ke kita lain di Pulau Sumatera seperti Medan. Bahkan penjualan sepedah inipun, sangat mudah ditemui di toko online. 

Namun dalam satu bulan belakangan ini, masuknya barang ini ke Batam mulai berkurang, bahkan penjual sempat kelabakan, tingginya permintaan tak sesuai dengan barang yang masuk. 

"Tapi sekarang barang dari sananya udah mulai habis, sekarang datang paling banyak cuma 60 unit. Sempat kami nanya kenapa katanya karena barang udah susah dapatnya. Apalagi barang ini, sepeda ilegal kan, jadi masuk ke sinipun semua merek nya dilakban hitam," ungkapnya. 

Bangkrut

Ofo dan mobike, merek sepeda yang saat ini beredar di Batam, sebenarnya bukan perusahaan produsen penjualan sepeda. Namun mereka adalah perusahaan bike sharing asal China yang melayani sewa sepeda menggunakan aplikasi. Perusahaan tersebut kemudian gulung tikar pada tahun ini. Kerugian mencapai Rp 30 triliun.

Usaha bike sharing ini tak hanya beroperasi di China namun juga di beberapa negara seperti. Australia, Austria, China, Perancis, Jerman, India, Jepang, Italia, Malaysia, Singapura, Belanda, Inggris, Amerika Serikar, dan masih banyak lagi lainnya.

Perusahaan start up bike sharing asal Tiongkok ini, awalnya masuk ke Singapura pada 2017, untuk mencoba penyebaran layanan sewa sepeda di kota yang tidak memiliki jalur sepeda. Untuk menyewa sepeda inipun cukup gampang hanya mendonwload aplikasinya kemudian top up untuk melakukan penyewaan. 

Namun hanya satu tahun, perusahaan ini tak bertahan di Singapura, dan mulai masuk ke Batam pertama kali dengan penjualan massal produk barunya ke beberapa kawasan perumahan di Batam seperti Buana Impian. 

Sepeda ini, sebenarnya sepeda canggih karena memiliki konsep Magic Cube, yang menggunakan platform kecerdasan buatan untuk menyediakan big data bagi pengelola kota maupun pengguna. Serta dilengkapi dengan GPS untuk melacak lokasi sepeda. Sepeda ini juga tidak memerlukan rantai untuk pengoperasiannya. 

Namun saat dibawa ke Indonesia, tampak sistem ini sudah dicabut. Berdasarkan pantauan Batamnews, pada bagian roda belakang sepeda yang seharusnya ada kunci dan sistem barcode, sudah tidak ada lagi. 

Setelah gulung tikar, sempat menjual beberapa sepedanya dengan harga USD 2 per unit. 

Dai Wei, pendiri sekaligus CEO Ofo, sempat mengabarkan kondisi perusahaannya saat ini yang berada diambang kebangkrutan pada media setempat. Bahkan perusahaan ini masuk dalam daftar hitam di Pengadilan Beijing karena gagal memenuhi kewajiban bayar utang. 

(das)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews