Batam - Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau pada 2019 bertambah sebanyak 3.100 orang dibandingkan dengan kondisi akhir tahun 2018 lalu

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk miskin mencapai 128.462 orang (5,90%), padahal saat akhir tahun 2018, jumlah penduduk miskin sempat mengalami penurunan di angka 125.362 orang (5,83%).

Berdasarkan daerah tempat tinggal, Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan naik menjadi 5,33%. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan justru mengalami penurunan menjadi 11,04%.

“Pada periode September 2018 hingga Maret 2019, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sebanyak 5.748 orang, sedangkan daerah perdesaan justru berkurang sebanyak 2.649 orang,” kata Kepala BPS Kepri Zulkifli, Jumat (19/7/2019).

Selama periode September 2018 - Maret 2019, Garis Kemiskinan (batas untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin) naik sebesar 4,59 persen, yaitu dari Rp 567.972,- per kapita per bulan pada September 2018 menjadi Rp 594.059,- per kapita per bulan di bulan Maret 2019. 

Sementara pada periode Maret 2018 - Maret 2019, Garis Kemiskinan naik sebesar 6,22 persen, yaitu dari Rp 559.291,- menjadi Rp 594.059,-.

Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. 
Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2019 tercatat sebesar 66,66 persen. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2018 yaitu sebesar 66,83 persen

Penyumbang terbesar garis kemiskinan pada komoditi makanan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras. Tercatat sebesar 15,61 persen di perkotaan dan 23,48 persen di perdesaan. Komoditi lainnya adalah rokok kretek filter, telur ayam ras, kue basah dan tongkol/tuna/cakalang.

(das)