Penyebab Keindahan Pintu Gerbang 7 Likur di Lingga Tak Dilombakan

Penyebab Keindahan Pintu Gerbang 7 Likur di Lingga Tak Dilombakan

Kepala Disbud Lingga, Muhammad Ishak (Foto:Ruzi/Batamnews)

Lingga - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lingga, belum mampu mengadakan lomba pintu gerbang hias malam 7 likur di Negeri Bunda Tanah Melayu. Ini terjadi karena beberapa faktor, mulai dari jenis gerbang yang beragam, kondisi geografis hingga masalah anggaran yang minim.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Lingga, Muhammad Ishak menilai, akan lebih efektif jika yang menggelar lomba tersebut pemerintah kecamatan. Dengan wilayah kerja yang relatif kecil, pelaksanaan lomba yang digelar oleh pemerintah kecamatan sangat memungkinkan.

"Kalau tidak salah, selama kabupaten dibentuk, baru sekali diadakan lomba gerbang yang ditaja Disbudpar Lingga beberapa tahun lalu. Dulu pernah dievaluasi, ada beberapa hal yang bila mau dilombakan perlu dipertimbangkan. Salah satunya kondisi geografis kita," kata dia kepada Batamnews.co.id, Minggu (2/6/2019).

Ia menjelaskan, pintu gerbang di Kabupaten Lingga ada tiga jenis. Yang pertama, pintu gerbang dihiasi dengan kaligrafi dan berbagai ornamen serta hanya menggunakan lampu pelita/teplok. Kemudian jenis kedua yakni, pintu gerbang hanya memainkan seni menyusun teplok membentuk kubah dan lainnya.

Sedangkan jenis terakhir yaitu pintu gerbang menggunakan berbagai kaligrafi dan ornamen, tapi menggunakan lampu listrik. "Bila itu semuanya diakomodir oleh kabupaten untuk dilombakan, pasti mengeluarkan banyak biaya untuk ketiga kategorinya. Kemudian juri tidak mungkin dalam satu malam mau menilai secara serentak," ujarnya.

Ishak mengatakan, perlu ada format khusus jika ingin dilombakan. Seperti kabupaten lain di Kepri, yakni Karimun yang umumnya hanya satu jenis gerbang. Yaitu dengan cara menyusun atau merangkai lampu teplok membentuk masjid atau semacamnya.

"Setelah tidak dilombakan gerbang ini, kami ubah lagi dengan cara yang lain agar acara 7 likur tetap lestari di Bunda Tanah Melayu. Yaitu dengan cara memberi bantuan stimulus bagi kelompok atau kampung yang akan membuat gerbang. Tapi mekanismenya tidak boleh macam dulu, harus mengikuti aturan hibah bansos," ucapnya.

Dengan demikian, jika ingin pintu gerbang di Lingga dapat dilombakan di tahun-tahun mendatang, perlu dibahas dan dicarikan format sebaik mungkin antara pemuda dengan pemerintah melalui Dinas Kebudayaan. Agar perlombaan tersebut nantinya dapat berjalan dengan baik.

(ruz)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews