Suka Duka WNI Berpuasa di Inggris

Dilarang di Masjid, Kalau Kangen Suara Azan Saya Putar Rekaman di HP

Dilarang di Masjid, Kalau Kangen Suara Azan Saya Putar Rekaman di HP

Almi Widyawati, warga Pekanbaru, Riau yang tinggal di Kota Preston, Lancashire, Inggris. (foto: ano)

BATAMNEWS.CO.ID, Pekanbaru - Di Inggris, bukan hanya suara rekaman mengaji, suara azan pun juga tidak dibolehkan menggunakan speaker atau toa. Di sana, suara mengaji maupun suara azan, hanya bisa didengar di dalam masjid.

"Kalau kangen suara azan, saya putar rekaman di HP (handphone), kalau kangen suara mengaji, ya saya mengaji sendiri di rumah, atau sesekali saya pergi ke masjid meskipun jauh dari rumah," ujar Almi Widyawati, warga Pekanbaru, Riau yang tinggal di Kota Preston, Lancashire, Inggris, Senin (22/6/2015) kepada batamnews.co.id.

Warga Jalan Adi Sucipto Kota Pekanbaru, Riau yang kini tinggal di Inggris ini, mengaku sedih tidak bisa setiap hari mendengarkan suara azan.

"Paling sedih ngak bisa dengerin azan dan tadarus, itulah yang paling dirindukan disini. Sebab di Inggris, tidak ada suara azan dan mengaji," ujar ibu dua anak ini.

Tidak adanya suara azan dan mengaji, kata Almi, bukan berarti tidak ada masjid di Inggris. Tetapi kerajaan Inggris tidak memperbolehkan suara azan dan mengaji menggunakan speaker di masjid seperti di Indonesia.

"Masjid ada disini, meski jauh dari rumah. Tapi gak boleh suara azan pakai speaker atau toa itu. Karena polusi udara katanya, cukup di dalam masjid saja atau di rumah saja. Kalau di rumah, saya putar sendiri suara azannya," kata Almi yang kini menetap di kota Preston, Lancashire, Inggris.

Selain suara azan dan mengaji, Almi juga merindukan suasana Ramadhan di Indonesia. Sebab, sangat jauh berbeda kondisi di Inggris dengan kampung halamannya.

"Enaknya puasa di Inggris karena tidak banyak godaan seperti di Indonesia, terutama makanan di Indonesia yang serba lezat dan enak," tuturnya.

Cemilan di Inggris dengan Indonesia juga berbeda jauh rasanya. Jika menjelang berbuka puasa, banyak orang berjualan takjil atau cemilan untuk berbuka puasa di Indonesia. Hal inilah yang tidak ditemukannya di Inggris.

"Cemilan disini banyak, tapi gak seenak cemilan di Indonesia. Kalau puasa kan kita rindu kayak di Indonesia, berbagai masakan dan makanan ada dijual sana sini," ujar wanita berusia 42 tahun ini.

(ano)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews