Sebulan Usai Pemilu, Mantan Petugas KPPS Buliang Meninggal Dunia

Sebulan Usai Pemilu, Mantan Petugas KPPS Buliang Meninggal Dunia

Mertua Aris menunjukkan foto pernikahan anaknya dengan menantu. (Foto: Dyah/batamnews)

Batam - Mantan anggota KPPS 18, Buliang, Batuaji, Aris (34) mengembuskan nafas terakhirnya sore kemarin. Kejadian ini menambah daftar nama petugas pemilu yang meninggal dunia di Kepulauan Riau. 

Menurut keterangan istri, Aris meninggal dengan riwayat hipertensi, keluhan ini juga sempat kambuh sebelum masa pemilu dimulai. 

"Jadi sebelum pemilu itu memang sempat kambuh tapi udah sembuh, dan dia tetap memutuskan bertugas sebagai petugas TPS, namun untuk obat hipertensi juga dia selalu minum rutin setiap hari," kata Leni, istri Aris, Sabtu (18/5/2019). 

Hipertensi yang dimiliki Aris merupakan penyakit yang sudah dimiliki sejak lama. Namun kondisinya mulai drop memasuki bulan Mei 2019. 

"Dia memang ada mengeluh capek selesai dari bertugas, dan sempat bilang tidak akan ikut bertugas lagi jika sistem pemilu selanjutnya masih sama," ujarnya. 

Namun Leni meyakini kematian suaminya bukan disebabkan tugas pemilu yang dia emban. Leni pun nampak tegar melepas kepergian suaminya untuk selamanya. Baginya tugas yang telah dikerjakan suaminya adalah tugas mulia untuk negara. 

"Saya rasa tidak, karena setelah bertugas dia sudah sempat ambil libur sehari. Bisa jadi juga karena kelelahan bekerja karena dia kan kerja di lapangan sebagai sales," ucapnya. 

Kabar sakitnya Aris memang sengaja tidak diumumkan sang istri. Bahkan rekan-rekan sesama petugas KPPS baru mengetahui kabarnya ketika Aris telah tiada. 

"Saya kira ini cuma kambuh biasa yang dibawa ke klinik bisa, tapi ternyata tidak dan semua terjadi begitu mendadak, dari dia mulai vertigo, dibawa ke RSUD Embung Fatimah hingga dia meninggal kemarin jam 3 sore. Semua itu hanya terjadi dalam dua hari," terang Leni. 

Saat ini menurut keterangan Leni yang sudah melayat hanyalah Ketua KPPS, dan pejabat RT setempat, belum ada ucapan bela sungkawa dari KPU maupun Bawaslu. 

"Mungkin karena sudah sebulan juga dari pemilu, dan penghitungan juga sudah berakhir," ungkapnya. 

Aris, ayah satu anak ini hanya tinggal dengan mertua, istri dan anak semata wayangnya. Sedangkan kedua orang tua Aris sudah meninggal dunia. Sebagai tulang punggung keluarga Aris bekerja sebagai sales keliling. 

Menurut mertuanya, Aris adalah sosok menantu yang baik, bahkan tentang kematian menantunya, sang mertua yakin ini dimulai dari Aris bertugas sebagai petugas TPS 18. 

"Dia itu kecapekan, apalgi biasanya malam selesai ini sampai jam 5 pagi. Pasti fisiknya drop," kata mertua Aris. Bahkan mertua tampak begitu terpukul dengan kepergian menantunya.

(das)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews