Bonus Demografi 2030 Bisa Jadi Ancaman Bagi Indonesia

Bonus Demografi 2030 Bisa Jadi Ancaman Bagi Indonesia

Staf Ahli Bidang Pemerataan dan Kewilayahaan Kementerian PPN/ Bappenas, Oktoraldi. (Foto: Diah/batamnews).

Batam - Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi dalam kurun waktu satu dasawarsa mendatang. Kondisi ini bisa menjadi potensi sekaligus ancaman bagi Indonesia.

Bonus demografi bisa menjadi potensi yang menguntungkan apabila negara bisa dikelola dengan baik. Namun menjadi bencana jika tak terkelola dengan baik.

Staf Ahli Bidang Pemerataan dan Kewilayahaan Kementerian PPN/Bappenas, Oktoraldi mengatakan bonus demografi merupakan tantangan besar bagi Indonesia.

Pada 2030 mendatang, jumlah usia produktif diperkirakan bisa menyentuh 200 juta jiwa. "Tadi sudah saya katakan indonesia mendapat bonus demografi, nah orang yang banyak ini nantinya mau diapakan?" kata Okto dalam acara Road to Indonesia Development Forum (IDF) 2019 di Hotel Best Western Premiere Batam, Kamis (21/2/2019).

Menyikapi hal ini, pemerintah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menggelar diskusi untuk menjaring ide dan gagasan terkait tantangan pembangunan Indonesia. 

Baca: Revolusi Industri 4.0 Momok Terbesar Kalangan Pekerja

Forum tingkat nasional dalam road to Indonesia Development Forum (IDF) 2019 ini digelar di empat kota yaitu Batam, Balikpapan, Sorong dan Semarang. Di Batam tema yang diangkat adalah Mission Possible: Seizing the Opportunities of Future Work to Drive Inclusive Growth.

Hasil Pembahasan terbaik dari keempat lokasi  penyelenggaraan Road to IDF 2019 akan diseleksi untuk ditampilkan dalam sesi khusus IDF 2019 Juli mendatang di Jakarta. 

Diskusi ini akan menjadi masukan penyusunan strategi nasional yang komprehensif untuk menciptakan lapangan kerja 10 tahun kedepan. 

"Artinya kita menghadapi tantangan yang besar sekali untuk mencapai ke sana," tegasnya.

Untuk Batam sendiri, IDF mengambil dua tema dari delapan tema besar IDF yang dirasa paling cocok dengan Batam. Diskusi publik ini, pertama membahas bagaimana dukungan vokasi terhadap pencipta lapangan pekerjaan, dan yang kedua iklim usaha. 

"Dukungan vokasi terhadap pencipta lapangan kerja sangat penting. Nah kita inginkan anak muda yang menciptakan pekerjaan seperti start up saat ini. Kita berusaha menciptakan pekerjaan yang tidak bisa digantikan oleh mesin. Iklim usaha artinya memudahkan orang untuk berinvestasi, di sini sangat cocok karena banyak industri," kata dia.

(das)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews