Revolusi Industri 4.0 Maksimalkan Produksi, Tambah Tenaga Kerja

Revolusi Industri 4.0 Maksimalkan Produksi, Tambah Tenaga Kerja

Vice President PT Schneider Electrics Batam, Gabriel De Tissot memberikan paparan mengenai Revolusi Industri 4.0. (Foto: Johannes Saragih/batamnews).

Batam -  Otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik atau yang disebut dengan revolusi industri 4.0 membawa imbas positif bagi industri.

Sistem ini telah diterapkan di Schneider Electrics Batam dan terbukti bisa memangkas waktu produksi yang terbuang karena perbaikan mesin sekaligus menambah divisi yang membutuhkan 7 orang operator. 

Vice President PT Schneider Electrics Batam, Gabriel De Tissot mengatakan bahwa anggapan revolusi industri 4.0 mengurangi jumlah tenaga kerja itu salah. 

“Anggapan itu berbanding terbalik, orang-orang takut digantikan dengan robot, namun begitu kami melakukan revolusi 4.0 ini malah menambah divisi bidang digital transformasi,” ujar Gabriel saat kunjungan Menteri Perindustrian RI, di Schneider Electrics Batam, Kepri, Jumat (16/11/2018). 

Dengan tambahan tenaga kerja tersebut, pihaknya bisa memaksimalkan produksi. Tiga workshop Schneider Electrics di Batam dapat meningkatkan hasil dari 25-45 persen dari terapan revolusi industri 4.0 ini.

Setiap proses produksi juga bisa langsung dipantau baik dari operator, engineering, plan head sampai kepada manager. Dengan adanya sensoric yang ditempelkan pada setiap mesin, kemudian nantinya akan terintegrasi dengan sistem.

“Smart factory ini sudah sangat memudahkan proses produksi, mesin yang akan datang bisa kami cek terlebih dahulu dengan virtual reality, apalagi proses maintenence juga bisa dilakukan jarak jauh dengan smart glass, kami juga sudah memiliki colaborate robot yang sangat ramah dengan manusia, dan masih banyak hal lagi,” jelas Gabriel.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Ngakan Timur Antara menambahkan peningkatan tenaga kerja dalam revolusi industri 4.0 cukup signifikan. Berdasarkan studi, tahun 2030 angkatan kerja di Indonesia mencapai 30 juta jiwa. 

“Bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada tahun 2030 bisa dimaksimalkan, namun dibarengi dengan pemanfaatan transformasi digital,” kata Ngakan. 

Saat ini pemerintah sedang mencanangkan revolusi industri 4.0, hal ini untuk meningkatkan perolehan produk domestik brutto (PDB). Dengan meningkatknya industri, juga akan meningkatkan PDB.

“Sosialisasi sudah kita lakukan hampir ke seluruh stakeholder, dan responnya juga cukup positif, banyak perguruan tinggi yang menginginkan kami sebagai pembicara,” kata dia.

Namum kendala yang dihadapi adalah meyakinkan pengusaha untuk mengimplementasikan revolusi 4.0, karena dari segi pengusaha tentu menginginkan keuntungan. 

“Tranformasi industri harus sesuai dari segi budget, goalnya juga harus jelas,” kata dia. 

Schneider Electrics Batam menjadi percontohan implementasi revolusi industri di Batam. Kementerian Perindustrian juga sudah bekerjasama dengan Schneider untuk menjadi tempat pelatihan bagi perusahaan lainnya.

(ret)
 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews