Kisah `Danau Mati` Asia, Perahu Pun Tak Bisa Mengambang

Kisah `Danau Mati` Asia, Perahu Pun Tak Bisa Mengambang

Foto: Istimewa

Jakarta - Danau Karakul bisa dibilang adalah versi Asia Tengah-nya Laut Mati di Timur Tengah yang punya kandungan garam tinggi. Tapi ini tidak menghentikan pengunjung datang dan berlayar.

Sebuah danau di atap dunia

Bertengger di ketinggian sekitar 4.000 meter di tengah-tengah pegunungan Pamir Tinggi di Tajikistan, Danau Karakul bahkan lebih tinggi daripada Danau Titicaca yang terkenal di Amerika Selatan.

Perairan yang luar biasa luasnya - sekitar 380 kilometer persegi dan kedalaman hingga 230 meter - dibentuk oleh sebuah meteorit yang menghantam Bumi sekitar 25 juta tahun yang lalu, dan berada di dalam kawah tumbukan.

Sangat indah, Karakul dikelilingi oleh pegunungan bersalju dan juga dataran tinggi gurun pasir, dan dapat dicapai melalui Jalan Raya Pamir (salah satu perjalanan paling epik di dunia).

Petualangan hebat

Danau ini dinamai Victoria oleh pembuat peta asal Inggris, tapi kemudian diubah menjadi 'Kara Kul' atau 'Danau Hitam' oleh Soviet.

Danau itu sebenarnya berubah warna sepanjang hari, dari berbagai warna pirus dan zamrud menjadi biru kobalt gelap.

Ini adalah daya tarik utama bagi para pelancong pemberani yang melakukan perjalanan melintasi Asia Tengah; kota-kota terdekat adalah Murghab di Tajikistan atau Osh melintasi perbatasan di Kirgistan.

Spektakuler, tapi tanpa jejak kehidupan

Dikelilingi oleh endapan garam, danau ini tidak memiliki aliran keluar dan merupakan salah satu yang paling asin di Asia.

Faktanya, kandungan garamnya sangat padat sehingga tidak memiliki kehidupan laut selain dari ikan stone loach, ikan air tawar yang dapat hidup di danau berpasir.

Namun, lahan basah dan pulau-pulau berawa yang terbentuk di sekitaran danau memang menarik sejumlah besar burung yang bermigrasi seperti burung nasar Himalaya dan burung sandgrouse Tibet.

Selain itu, Karakul sangat asin, hampir tidak mungkin untuk naik perahu di atasnya tanpa perahunya terbalik.

Sepi dan tersembunyi

Daerah sekitar danau pernah digunakan sebagai kamp penjara untuk narapidana Jerman saat perang dunia kedua. Ini belakangan menjadi tempat penggembalaan utama bagi perantau Kirgistan yang membawa domba dan kambing mereka dari padang rumput yang lebih rendah selama musim panas.

Sekarang, satu-satunya komunitas lokal - yang tinggal di sisi timur jauh danau di sebuah desa kecil yang juga dikenal sebagai Karakul - adalah beberapa orang Kirgistan perkasa yang mengoperasikan homestay bagi para pengunjung petualang yang berani menghadapi kerasnya Jalan Raya Pamir untuk sampai ke sini.

Kota hantu di pinggir danau

Berjalan di sekitar desa ditemani cahaya pagi yang surealis, kita bisa melihat rumah-rumah putih dan biru pastel yang menyerupai rumah-rumah di pulau Yunani.

Namun seluruh tempat terasa seperti kota hantu. Sedikit penduduk keluar rumah karena panasnya matahari selama musim panas atau karena suhu yang sangat dingin membekukan kota dan danau sepanjang tahun. Selain itu, meskipun tingkat kandungan garam yang tinggi Danau Karakul, danau dan desa tetap terganggu oleh nyamuk sepanjang musim panas.

Pengingat masa lalu yang penting

Berjalan melalui jalan-jalan sepi, ada pengingat bahwa tempat ini dulunya merupakan persimpangan jalan Asia Tengah yang cukup ramai.

Ini adalah salah satu rute kuno Jalan Sutra. Sebagai salah satu dari sedikit pemukiman di daerah pegunungan yang terpencil dan ekstrem, lokasi ini adalah perhentian karavan antara Kashgar di Cina dan Bukhara dan Samarkand di Uzbekistan.

Sebuah masjid tua bercat putih berdiri dalam keheningan. Rumah-rumah batu bata dari lumpur menawarkan perlindungan dan menggunakan bahan bangunan lokal untuk bertahan hidup dari unsur-unsurnya.

Ini adalah tempat yang cukup menakutkan, ditambah lagi bangunan datar dan rendah itu seakan dikerdilkan oleh langit terbuka dan ruang yang tak ada habisnya.

Danau yang tak pernah dapat pasokan air

Jajaran pegunungan tak berujung di sekitar danau membuat massa udara lembab tidak mencapai danau, dan dengan curah hujan kurang dari 30 milimeter per tahun, ini adalah salah satu tempat paling kering di seluruh Asia Tengah.

Penduduknya mungkin sedikit dan danau hantu itu sulit dijangkau, tetapi statusnya baru-baru ini sebagai bagian dari Taman Nasional Tajik memastikan bahwa danau ini akan masuk daftar perjalanan pemberani bagi banyak orang di tahun-tahun mendatang.

(pkd)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews