Arti Imlek Bagi Haripinto Tanuwidjaja

Arti Imlek Bagi Haripinto Tanuwidjaja

Haripinto Tanuwidjaja bersama keluarga. (Foto: Johannes Saragih/batamnews)

Batam - Imlek 2570 dirayakan warga Tionghoa di seluruh dunia pada hari ini, Selasa (5/2/2019). Dalam penanggalan Tionghoa, tahun ini disebut dengan Tahun Babi Tanah.

Datangnya Tahun Baru Imlek juga ditandai dengan sejumlah perayaan. Bahkan, ada yang sampai pulang kampung demi merayakannya bersama dengan keluarga.

Bagi sebagian kalangan, perayaan Imlek diidentikkan dengan syukur kepada Tuhan dan opimistis menyambut datangnya keberuntungan di sepanjang tahun yang akan dijalani.

Tokoh Tionghoa, Haripinto Tanuwidjaja mengamini pendapat itu. Imlek menjadi momen tahunan untuk berkumpul bersama dengan seluruh keluarga.

Dia menyebut momen wajib berkumpul bersama keluarga adalah pada saat malam sebelum Imlek. 

"Biasanya kita isi dengan makan bersama. Seluruh keluarga hadir, seperti orang tua, om, keponakan, kakek, cucu dan semuanya," kata Hari dalam perbincangan dengan Batamnews.co.id.

Selain makan bersama, acara kumpul keluarga sehari sebelum Imlek diisi dengan sembahyang untuk mengirimkan doa kepada leluhur.

Dalam doa ini, Hari menyebut harapan dan optimistis kehidupan ke depan juga dikumandangkan. Puji syukur atas hal yang telah diraih selama setahun terakhir, sekaligus juga harapan untuk tetap sehat dan diberikan jalan damai dalam menempuh perjalanan di setahun ke depan.

Sebagai anak laki-laki tertua dari 6 bersaudara, rumah Hari biasanya sering dijadikan tujuan berkumpul orang tua dan saudara-saudaranya.

"Tahun lalu kumpul di rumah saya, tapi kalau tahun ini seperti tidak karena tiket pesawat lagi mahal," kata Hari sambil tertawa.

Haripinto juga menyinggung Imlek sebagai sebuah cerminan akan keberuntungan. Ornamen maupun kuliner yang disajikan identik dengan hal tersebut.

"Contohnya makanan yang disajikan kebanyakan adalah ikan," kata anggota DPD RI asal Kepulauan Riau ini.

Dalam bahasa Mandarin, lanjut dia, ikan disebut Yu. Ikan bagi masyarakat Tionghoa menjadi simbol keberuntungan. Namun demikian, kudapan berbasis ikan di berbagai daerah bisa berbeda jenisnya.

Dicontohkan Hari, untuk warga Tionghoa di Kepri biasanya menjadikan Ikan Dingkis sebagai menu utama. Kuliner dengan ikan ini acap ditemui di perayaan Imlek berbagai keluarga Tionghoa di Kepri.

"Nah kalau di Jawa biasanya menunya ikan Bandeng," kata dia.

Bagi Hari, ornamen maupun kuliner dalam Imlek memang penting. Tetapi, dia memandang ada hal yang lebih penting yakni membangun silaturahmi, bukan hanya dengan keluarga tapi juga terhadap sesama.

Dengan silaturahmi, suami dari Suci Sofianti ini memandang persaudaraan yang terbangun akan terus terajut. 

"Selamat Tahun Baru Imlek 2019/2570. Mari kita bangun tali persaudaraan," kata dia.

(*)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews