Bahaya Fogging Bagi Kesehatan dan Cara Efektif Cegah Demam Berdarah

Bahaya Fogging Bagi Kesehatan dan Cara Efektif Cegah Demam Berdarah

Jika terhirup asap saat dilakukannya fogging bisa menyebabkan keracunan (Foto:Hellosehat)

Lingga - Fogging atau pengasapan yang sering dipakai untuk membunuh serangga seperti nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD), ternyata memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Pasalnya, jika asap yang keluar dihirup dalam jumlah yang berlebihan, bisa menimbulkan beberapa efek samping bagi manusia, yakni keracunan.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Lingga, Zainal Abidin mengatakan, gejala keracunan gas fogging berupa batuk, mual, muntah, produksi air liur meningkat, berkeringat, mata merah, kulit gatal, napas terengah-engah, sakit perut, hingga hilang kesadaran.

"Banyak polutan (zat pencemar) yang dapat mencemari makanan, air minum dan lingkungan rumah setelah pelaksanaan fogging dapat mengganggu kesehatan warga baik secara langsung maupun tidak langsung," kata dia kepada Batamnews.co.id, Senin (4/2/2019).

Zainal menjelaskan, kandungan malathion pada asap fogging dapat menyebabkan kelainan saluran cerna (gastrointestinal). Kemudian, bagi wanita hamil yang terpapar malation memiliki risiko kelainan gastrointestinal pada anaknya 2,5 kali lebih besar.

Paparan malation ini juga mengakibatkan leukemia pada anak-anak, aplastik anemia, gagal ginjal, dan efek pada bayi baru lahir. Tak hanya itu, malation ini juga berperan dalam kerusakan gen dan kromosom, kerusakan paru serta penurunan sistem kekebalan tubuh.

Penelitian menyimpulkan, malation mempunyai peran terhadap 28 gangguan pada manusia, mulai dari gangguan gerakan sperma hingga kejadian hiperaktif pada anak. Bahkan, fogging bukan merupakan langkah pencegahan munculnya penderita DBD, melainkan hanya untuk memutus rantai bila telah terjadi penularan DBD.

"Makanya, pada saat akan dilakukan fogging, warga diimbau untuk menutup rapat-rapat makanan, air minum, air mandi, piring, gelas, sendok dan sebagainya," tutur Zainal.

Lanjut dia, adapun cara efektif mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti sebagai penyebab DBD, yaitu dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus. Metode ini dianggap efektik karena mampu menekan populasi nyamuk Aedes.

"Tujuan PSN-3M plus jelas untuk menekan populasi nyamuk Aedes, sehingga mengurangi kontak gigitan nyamuk kepada manusia. Kalau sering fogging, sedangkan PSN-3M plus tidak dilakukan, maka dikhawatirkan akan terjadi resisten insektisida terhadap daya bunuh nyamuk Aedes," ujarnya.

Dengan begitu, populasi nyamuk tidak dapat dikendalikan dan kontak gigitan nyamuk kepada manusia akan semakin banyak. Maka, kesempatan untuk menularkan virus dengue dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk jadi besar dan akan terjadi out break DBD atau bahkan wabah DBD.

"Bukan fogging yang jadi andalan, tetapi PSN-3M Plus yang jadi andalan dengan aktion nya gerakan satu rumah satu jumantik (GIRIJ) di masing-masing rumah tangga. Maka kami harap masyarakat luas mengerti arti fogging yang sesungguhnya, agar tidak salah persepsi," ucapnya.

Selain itu, Zainal juga berharap pola hidup sehat dan prilaku hidup sehat masyarakat dengan menjaga rumah dan lingkungan juga diutamakan. Sehingga, keluarga sehat dan terhindar dari penyakit DBD maupun malaria.

(ruz)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews