Kisah Pramuji dan Becak dari Ayah: Berusaha dan Bersyukur

Kisah Pramuji dan Becak dari Ayah: Berusaha dan Bersyukur

Becak tradisional milik Pramuji membawa barang bawaan penumpang pelabuhan (Foto:Yogi/Batamnews)

Tanjungpinang - Matahari sore itu masih menyengat ke Dermaga Pelabuhan Sri Binta Pura, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Sabtu (12/1/2018). Beberapa orang mencoba berlindung dari panasnya Kota Gurindam.

Suasana pelabuhan terlihat seperti biasanya. Orang-orang silih berganti masuk dan keluar dari dermaga.

Di luar pintu pelabuhan terparkir becak sepeda. Becak tersebut siap mengantar dan membawa barang bawaan penumpang dari pelabuhan ke tempat tujuan mereka.

Bentuk becak tampak tradisional. Bagian penumpang dibuat seperti bak kecil berukuran 1/2 meter kali 1/2 meter. Sedangkan pengemudi berada di belakang bak siap mengayuh becak tersebut.

Ada sekitar 10 becak terparkir di depan pintu masuk pelabuhan. Kebanyak pengemudi becak menggunakan baju seragam biru langit bermerek Wonderfull Kepulauan Kepri.

"Saya sudah sejak sekolah disini (sebagai pembawa becak)," ujar Pramuji (43) salah seorang pemilik becak.

Pramuji merupakan satu dari pengemudi becak di pelabuhan tersebut. Pekerjaan ini sudah di gelutinya sejak puluhan tahun lalu.

Bukan tidak pernah, Pramuji mencoba masuk ke beberapa institusi. Tetapi rezki tetap turun kepadanya melalui becak warisan ayahnya.

"Bapak saya juga bawa becak dulu," katanya.

Tidak hanya melayani penumpang keluar pelabuhan, bahkan Pramuji siap mengantar penumpang ke pasar dengan mengayuh becaknya. Jarak pelabuhan kepasar tidaklah dekat, lebih kurang 100 meter.

"Hitung-hitung bantu orang juga," kata pria asli Tajungpinang itu.

Tidak hanya ke pasar, dia juga mengantar penumpang  ke beberapa tempat lain.

Tetap Bersyukur

Menjalani pekerjaan bagi Pramuji tidak soal berapa uang yang ia dapat. Tetapi bagaimana dirinya bersyukur dengan apa yang diterimanya.

Dalam satu hari pria dua orang anak ini bisa membawa penumpang tiga sampai lima kali. Satu penumpang dibayar rata-rata Rp30.000.

"Tak menentu penghasilan sehari, tetapi bisa buat hidupi keluarga kecil saya," ujar pria yang mengenakan topi abu-abu itu.

Tetapi menjalani pekerjaan sebagai penarik becak, membuat Pramuji masih bisa menyekolahkan kedua buah hatinya.

"Untuk anak istri cukup, Alhamdulillah anak sudah di STM kelas 2 satu lagi SD kelas 5," katanya.

Menjadi pembawa becak sudah dimulai Pramuji sejak tahun 1991. Berangkat dari rumah pukul 07.30 WIB dan pulang pukul 19.00 WIB.

"Saya pernah daftar masuk pegawai Syahbandar, tetapi tidak rezkinya disana," kata dia.

Kuncinya bagi Pramuji tetapi bersyukur dengan apa yang diberikan Allah SWT. "Kuncinya tetap disyukuri, dan selalu berusaha," katanya kemudian pergi mendapatkan penumpang ketiga sore itu.

(tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews