Romo Paschal: Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Abdullah

Romo Paschal: Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Abdullah

Ketua Komisi Perdamaian Pastoral Migran (KPPMP), Crisanctus Paschalis Saturnus.

Batam - Kasus penganiayaan terhadap Abdullah yang membongkar tindak pengiriman TKI secara ilegal melalui wilayah Nongsa mendapat sorotan aktivis antitrafficking.

Seperti diungkapkan Ketua Komisi Perdamaian Pastoral Migran (KPPMP), Chrisanctus Paschalis Saturnus, polisi harus mengusut tuntas kasus penganiayaan yang menimpa Abdullah tersebut.

"Siapapun yang terlibat (dalam penganiayaan) harus dihukum. Jangan tunggu ada korban dulu, ada yang celaka dulu baru diusut," kata rohaniawan yang akrab dipanggil Romo Paschal ini, Rabu (9/1/2019).

Namun Paschal mengatakan KPPMP, belum bisa mengambil tindakan karena baru mengetahui adanya kasus tersebut. "Saya baru tahu, jadi akan lihat dulu, didalami dulu, kalau benar tolong diusut," katanya.

Secara khusus, Paschal juga memberikan apresiasi kepada Abdullah yang berani melawan para pelaku trafficking meski harus menerima konsekuensi pahit yakni dihajar dan dikeroyok.

Kejadian tersebut, menurut dia bisa dijadikan pintu masuk bagi pihak berwajib untuk berbenah diri. "Mungkin tidak ada yang rahasia dari Nongsa, ini saatnya memperbaiki diri," ucapnya.

Baca: Nekat Lawan Mafia TKI Ilegal di Nongsa, Abdullah Diseret, Diinjak dan Nyaris Ditembak

Abdullah nekat mendatangi lokasi pengumpulan TKI ilegal, karena mengaku geram. Menurut keterangan Abdullah, dirinya lebih dari satu kali mengetahui pengiriman TKI ilegal dalam satu bulan terakhir.

“Saya geram dia seperti menghina kebijakan aparat pemerintahan, dia (Sg, diduga mafia TKI Ilegal) sudah tiga kali saya lihat melakukan hal itu, sempat saya peringatkan juga sebelumnya,” katanya.

Pada Sabtu, (5/1/2019) di Kaveling Sambau ada sosialisasi sektoral terkait peredaran Narkoba dan TKI Ilegal, dari Polairud, BNN,dan Guskamla. Abdullah dan beberapa tokoh masyarakat, seperti Lurah Desa Sambau menjadi panitia dari sosialisasi tersebut.

Setelah adanya sosialisasi tersebut seluruh masyarakat Kaveling Sambau, sepakat untuk menerapkan hasil dari sosialisasi tersebut di daerah mereka.

Setelah dua hari dari sosialisasi tersebut, Abdullah justru melihat kegiatan penyelundupan TKI ilegal di salah satu rumah saat pulang dari Batu Besar, tengah malam

“Malam itu saya baru pulang makan dari Batu Besar bersama keluarga, saya melihat 50 sampai 60 orang bergerombol akan masuk ke bus, saya menduga ini pengiriman TKI Ilegal, akhirnya saya pulangkan keluarga saya dan muter balik ketempat itu,” kata dia.

Saat itu tanpa pikir panjang Abdullah sempat menabrakkan mobil pada bus yang mengangkut puluhan orang tersebut. Dia pun pun sempat menghentikan kegiatan tersebut. “Stop, ini ilegal, kitakan kemarin baru sosialisasi,” ujarnya saat turun dari mobil.

Tak terima akan hal itu, Sg melilitkan tangannya pada Abdullah hingga terjatuh. Ada dua orang diduga oknum aparat, yang ikut menyeret Abdullah menjauh dari rombongan hingga 30 meter.

Setelah jauh dari rombongan TKI Ilegal tersebut, Sg bersama dua pria lainnya memukul Abdullah. Ia diinjak, dan telinganya disosor benda tumpul. Setelah aksi tersebut dilakukan Abdullah mendengar suara tembakan.

Abdullah mengatakan, malam itu tidak ada warga yang berusaha memisahkannya dari pukulan ketiga pria tersebut. Warga baru membantu setelah Abdullah pingsan di tempat tersebut.

(das)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews