Kisruh Bazar Imlek di Tanjungpinang, Antara Tradisi dan Kebijakan

Kisruh Bazar Imlek di Tanjungpinang, Antara Tradisi dan Kebijakan

Bazar imlek di Jl Pasar Ikan dipindahkan Pemko Tanjungpinang ke Jl Teuku Umar dengan berbagai pertimbangan. (Foto: Afriadi/Batamnews)

Tanjungpinang - Ribut-ribut soal bazar imlek di Kota Tanjungpinang ternyata disebabkan oleh dua kelompok warga yang punya keinginan berbeda. Sebagian warga yang mayoritas dari etnis Tionghoa enggan pindah lokasi untuk pelaksanaan bazar dari Jl Pasar Ikan yang sudah mentradisi sejak dulu.

Pemko Tanjungpinang memutuskan bazar imlek dipindahkan ke Jl Teuku Umar. Keputusan ini lantas menjadi pro-kontra. Sebagian masyarakat yang ikut bazar tak setuju

Bahkan Walikota Tanjungpinang, Syahrul dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Rahma berdebat dengan anggota DPRD Provinsi Kepri, Rudi Chua dan anggota DPRD Kota Tanjungpinang, Hot Asi Silitonga, Ahmad Dani, Reni dan Pepy Chandra saat memantau lokasi bazar Imlek.

Para legislator DPRD Kepri dan Tanjungpinang ini meminta pemerintah Kota Tanjungpinang mengkaji ulang mengenai tradisi pelaksanaan Bazar Imlek yang diubah.

Pemko tetap kukuh dengan keputusan, karena sudah mempertimbangkan banyak hal. "Sesuai dengan rapat sebelumnya, keputusan pak Walikota insyaallah bazar imlek tetap di Jalan Teuku Umar," kata Wakil Walikota  Tanjungpinang, Rahma, Selasa (8/1/2019).

Keputusan itu, kata Rahma, berdasarkan pertemuan bersama empat kelompok yang mengajukan pengelolaan bazar imlek yakni Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Tanjungpinang,  LPM Kelurahan Tanjungpinang Kota, Amananah Tionghoa Indonesia (ATI)  dan Ikatan  Tionghoa Muda (ITM).

"Tapi ada satu kelompok yang tak setuju, sedangkan tiga kelompok yang lain setuju. Dengan adanya perbedaan tersebut, maka diambil jalan tengah sehingga pengelola bazar imlek LPM Kelurahan Tanjungpinang Kota," jelasnya.

Rahma menyebutkan, bahwa dirinya mendapat keluhan dari para pedagang yang telah terlanjur bayar uang stand bazar kepada pengelola di Jalan Pasar Ikan, padahal pihak pengelola belum mengatongi izin.

"Kemarin ada yang bilang, ibu kami sudah terlanjur bayar justru sudah dua minggu lalu. Untuk meringankan pedagang yang sudah terlanjur bayar ingin berjualan di Jalan Tengku Umar tak dipungut biaya, hanya bayar uang kebersihan saja sebesar Rp 15 ribu kepada LPM," ucapnya.

Rahma menuturkan, salah satu pertimbangan Pemko Tanjungpinang memutuskan Jalan Tengku Umar sebagai lokasi pelaksaan bazar  yakni, ruas jalan tersebut dapat dilakukan penutupan selama berlansungnya bazar imlek. Sementara Jalan Pasar Ikan tidak bisa dilakukan  penutupan karena itu satu jalur.

"Ruas Jalan Pasar Ikan itu kan sempit, tidak bisa dilakukan penutupan, jalan itu salah satu akses pemilik toko lewat, belum lagi sewaktu-waktu ada bongkar muat barang di pelantar KUD, tentunya sudah bisa dibayangkan yang lewat itu kendaraan besar," ujarnya.

Accu, panitia bazar di Pasar Ikan tetap bersikukuh untuk menjalankan kegiatan di lokasi itu dengan alasan bahwa lokasi itu sudah 15 tahun menjadi lokasi pelaksaan bazar.

"Saya mewakili warga, mereka maunya disini alasannya jalan ini berhadapan dengan kelenteng, jadi kita berjualan ini agar bisa melihat dewa-dewi kita, bukannya harus kita memaksa jualan disini, kebijakan pemerintah saya dukung, bukan tak dukung," jelasnya.

Berbeda dengan Accu, Sartono tokoh masyarakat setempat mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Tanjungpinang telah menyiapkan lahan untuk bazar imlek lebih aman.

"Saya tak mengerti, saya sebagai RW tidak menyetujui mereka membuka bazar disana (Jl Pasar Ikan), kami berharap mereka bergabung lah berjualan disini, lebih nyaman," ucap Sartono.

Kipto salah satu pemilik toko di ruas Jalan Pasar Ikan juga memprotes jika bazar Imlek dilaksanakan dilokasi tersebut. Sebab katanya, pihaknya susah keluar, masuk ke toko. Apalagi  jika ada yang sakit susah untuk lewat, ditambah lagi para pengujung toko sulit untuk lewat.

"Kerena dua tahun ini saya agak protes, karena tidak ada koordinasi baik, kalau ada yang sakit ambulans juga tidak bisa masuk, saya protes karena saya bayar pajak, ini (Bazar pindah ke Jl Teuku Umar) solusi terbaik," tegasnya.

(adi)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews