Pengusiran Adi Pawennari, Zuhardi: Kami Tidak Bawa Suku

Pengusiran Adi Pawennari, Zuhardi: Kami Tidak Bawa Suku

Zuhardi (kaos putih), dan ratusan demonstran dibelakangnya melakukan orasi dihadapan pemerintah Kabupaten Lingga, Senin (07/01/2019). Aksi ini menilai keberhasilan sawah itu hoaks. (Foto:Ist/Batamnews)

Lingga - Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kepulauan Riau (Kepri), Daeng Muhammad Yatir serta tokoh masyarakat Kepri, Andi Anhar Chalid mengecam aksi yang dilakukan oleh Gerakan Bela Aktivis dan Peduli Lingga, Senin (7/1/2019) pagi.

Pasalnya, aksi yang dikoordinatori oleh Ketua Ormas Gema Lingga, Zuhardi itu meminta Direktur PT Multi Coco Indonesia sekaligus Wakil Sekretaris KKSS Kepri, Ady Indra Pawennari itu keluar dari Bumi Bunda Tanah Melayu.

Dengan begitu, Yatir menilai di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini, tidak ada satu pihak pun yang boleh mengusir orang lain yang masih sesama anak bangsa. Hal tersebut juga ditanggapi serupa oleh Andi Anhar.

Padahal, dalam aksi tersebut tidak ada mengaitkan Ady Pawennari yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris KKSS Kepri. Aksi itu hanya menuntut Direktur PT Multi Coco Indonesia.

Baca: KKSS Kepri Kecam Tuntutan Pengusiran Ady Pawennari dari Tanah Melayu Lingga

Namun, menanggapi kecaman yang dilontarkan Ketua KKSS Kepri itu, Zuhardi mengaku tidak ada kaitannya permintaan pengusiran Adi Pawennari dengan suku ataupun kumpulan kerukunan yang ada.

"Daeng Muhammad Yatir seharusnya tidak usah berkomentar membawa nama kesatuan atau apa semacamnya. Anda (Daeng) belum tahu permasalahan tapi sudah mengeluarkan bahasa seperi itu. Seharusnya turun ke lapangan, cek dulu," kata Zuhardi kepada Batamnews.co.id, Selasa (8/1/2019).

Pria yang akrab disapa Juai itu mengaku, dalam aksi yang digelar pihaknya tidak mengaitkan tentang suku. Jika berbicara aturan, ia juga mengaku taat begitu juga ketika berbicara NKRI.

"Bahasa Daeng Yatir yang menurut saya menimbulkan perkara SARA. Yang lucunya, Daeng langsung mencetus sebuah perkataan masalah Kerukunan Sulawesi. Saya juga orang Bugis kok, datuk saya Bugis. Saya juga keturunan Bugis. Kami fokus hanya pada oknum bukan ke suku," ujarnya.

Permintaan pengusiran Adi dari Lingga, kata Juai karena adanya pemberitaan yang tidak mendidik. Terkhususnya di bidang percetakan sawah Desa Sungai Besar yang menimbulkan kisruh di kalangan masyarakat.

Baca: Aktivis Minta Juragan Sabut Kelapa Keluar dari Lingga

Ia berani berbicara demikian karena Adi awalnya mengatakan bahwa sawah di Sungai Besar tidak dicetak oleh PT Multi Coco, melainkan dana pribadi. Namun kata dia, berdasarkan pemberitaan yang nyata, sawah di Sungai Besar tersebut dibangun menggunakan dana dari PT Multi Coco.

"Nah, maka layak kami sebagai anak daerah minta kejelasan. Kami minta diluruskan. Artinya daerah kami jangan menjadi suatu isu begitu. Saya harap Yatir itu lebih bersikap bijak, karena kami sudah menganggap dia orang tua," tuturnya.

Juai mengatakan, Melayu juga tidak terlepas dari Bugis. Melayu dan Bugis memiliki persaudaraan yang erat. Maka tidak ada sangkut pautnya antara permintaan pengusiran Adi Pawennari dengan suku.

"Jadi jangan banyak omong dan komentar," katanya.

(ruz)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews