Dinkes Bintan Catat 90 Kasus DBD Tahun Ini

Dinkes Bintan Catat 90 Kasus DBD Tahun Ini

Nyamuk Aedes Aegypty.

Bintan - Dinkes mencatat grafik kasus DBD 2018 di Bintan mengalami kenaikan dari tahun 2017.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bintan, dr Yosei Susanti mengatakan, hingga November 2018, kasus penyebaran penyakit DBD di Bintan mencapai 90 kasus. 

"Tahun ini Bintan ada 90 kasus sedangkan 2017 hanya 75 kasus. Jadi naik 15 kasus dibandingkan tahun sebelumnya," ujar dr Yosei, Sabtu (29/12/2018).

Meskipun kasus DBD di Bintan mengalami kenaikan di tahun ini. Dinkes Bintan memastikan tidak ada penderita penyakit ini yang meninggal dunia. Karena pihak medis telah menanganinya dengan cepat.

Dari 10 kecamatan yang ada, kata dr Yosei, 3 kecamatan menjadi wilayah endemis DBD. Diantaranya Kijang Kecamatan Bintan Timur, Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam dan Tanjunguban Kecamatan Bintan Utara.

"Tiga wilayah yang paling banyak kasus DBD. Kijang, Teluk Sasah dan Tanjunguban. Tapi sampai saat ini tak ada penderita yang meninggal dunia begitu juga tahun lalu," jelasnya.

Dinkes Bintan sudah melakukan kerjasama lintas sektor dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk. Bahkan pelayanan kesehatan di 15 puskesmas dan RSUD juga terus ditingkatkan.

Selain itu, Dinkes Bintan akan meningkatkan sosialisasi 3 M Plus dan rumah bebas jentik pada masyarakat. Lalu memberikan bubuk abate dan melakukan foging pada wilayah endemis atau positif terdapat kasus DBD.

"Tim medis sudah menangani penderita DBD di 15 puskesmas dan RSUD. Tapi kami akan tetap tingkatkan pelayanan lagi agar beberapa tidak ada penambahan kasus DBD. Bahkan kami juga akan gencar sosialisasi dan mengerahkan tim Jumantik setiap kecamatan," ucapnya. 

(ary)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews