Seorang Pria di Perancis Tembak Mati 4 Orang di Pasar Natal

Seorang Pria di Perancis Tembak Mati 4 Orang di Pasar Natal

Polisi berpatroli di Pasar Natal Perancis (Foto: AFP via CNA

Perancis - Seorang pria bersenjata menembak mati empat orang, dan melukai 12 lainnya di pasar Natal, Kota Strasbourg, Perancis, pada Selasa 11 Desember. Pria tersebut kemudian melarikan diri di kerumunan.

Polisi kemudian memburu pelaku yang melepaskan tembakan pada sekitar pukul 8 malam waktu setempat (2:00 waktu Indonesia). 

Walikota Roland Ries mengatakan, ada empat orang tewas, dan tiga atau empat diantaranya cedera dan dalam kondisi kritis. Pihak berwenang sebelumnya mengatakan ada dua kematian dalam penembakan itu.

Tentara yang berpatroli di wilayah itu sebagai bagian dari operasi anti-teror reguler saling tembak dengan tersangka dan melukai dia, tetapi tidak bisa menghentikannya melarikan diri, kata sumber-sumber polisi.

Pria bersenjata itu telah diidentifikasi dan berada dalam daftar pantauan orang-orang yang dicurigai sebagai ekstrimis, kata sebuah pernyataan dari dinas keamanan setempat.

Beberapa penduduk kota telah ditahan dalam beberapa tahun terakhir karena mencoba bergabung dengan kelompok-kelompok ekstremis di Suriah, dan ditangkap setelah mereka kembali.

Pasukan keamanan Prancis, yang sudah siaga satu pasca serangkaian serangan teror sejak 2015, secara juga tengah fokus dengan protes anti-pemerintah.

"Saya mendengar suara tembakan dan kemudian ada kekacauan," kata seorang saksi, yang memberi namanya sebagai Fatih, kepada AFP. "Orang-orang berlarian kemana-mana."

Dia mengatakan dia melihat tiga orang terluka, hanya beberapa meter dari pohon Natal raksasa di pusat kota timur.

Tak lama setelah penembakan itu, garis-garis kendaraan polisi dan ambulans mengalir ke area pasar, di bawah lampu meriah menyatakan kota itu "Ibu Kota Natal".

"Kami mendengar beberapa tembakan, tiga mungkin, dan kami melihat orang-orang berlarian," kata seorang saksi mata kepada AFP setelah itu, meminta untuk tidak disebutkan namanya.

"Salah satunya jatuh, saya tidak tahu apakah itu karena dia tersandung atau kena pukul," kata saksi.

Seorang wartawan AFP melihat paramedis memuat satu korban ke belakang ambulans dengan tandu.

Dua sumber keamanan secara terpisah mengatakan kepada AFP bahwa penembak diyakini berusia 29 tahun.

Pelaku sedang diselidiki atas percobaan pembunuhan, kata salah satu sumber.

Beberapa daerah yang berdekatan dengan pasar Natal ditutup pada Selasa malam, dan penduduk diminta untuk tinggal di dalam rumah.

Sumber polisi, sekali lagi berbicara dengan syarat anonimitas, mengatakan bahwa pasukan keamanan telah melepaskan tembakan di daerah kota di mana tersangka diduga bersembunyi.

Jaksa anti-teror khusus telah membuka penyelidikan atas insiden di Strasbourg, yang terletak di perbatasan Jerman.

OBJEK WISATA

Parlemen Eropa yang bermarkas di Strasbourg juga akan ditutup setelah laporan penembakan itu muncul, dengan anggota parlemen, staf dan wartawan tidak dapat meninggalkan gedung itu, kata seorang wartawan AFP.

Parlemen yang tengah berada di sesi pleno, dengan ratusan anggota parlemen dan pejabat melakukan kunjungan bulanan ke Strasbourg dari Brussels.

Pasar Natal di Strasbourg dan iluminasi kota adalah objek wisata tahunan yang menarik ratusan ribu orang.

Keamanan telah ditingkatkan dalam beberapa tahun terakhir setelah serangkaian serangan di Perancis oleh kelompok bersenjata ekstrem dan pasar Strasbourg telah lama dianggap sebagai target yang mungkin.

Pada 2016, seorang warga Tunisia berusia 23 tahun menewaskan 12 orang dan melukai 48 lainnya ketika dia menabrakkan truk ke pasar Natal di Berlin dalam serangan yang diklaim oleh kelompok Negara Islam.

Unit pasukan anti-teror khusus telah dikerahkan di Strasbourg dan tentara serta polisi bersenjata secara teratur terlihat berpatroli di antara 300 chalet pasar Natal dari kayu.

Penembakan pada hari Selasa terjadi pada saat keamanan Prancis tengah fokus selama tiga minggu aksi demonstrasi anti-pemerintah.

Hampir 90.000 polisi dikerahkan pada hari Sabtu untuk putaran keempat protes oleh apa yang disebut "rompi kuning" yang menyebabkan kekerasan di banyak kota.

Tiga tahun setelah kelompok militan ditembak mati dan meledakkan 130 orang di Paris pada 13 November 2015, pejabat kontra-teror Prancis mengatakan fokus mereka telah bergeser.

Dari serangan terkoordinasi, kepada serangan "serigala kesepian" - individu yang diradikalisasi sendiri bertindak tanpa kaitan dengan kelompok teror seperti Negara Islam.

Baru-baru ini seorang pria kelahiran Chechnya berusia 20 tahun pergi mengamuk pisau di pusat kota Paris Mei lalu, menewaskan satu orang dan melukai empat orang lainnya pada Sabtu malam.

Sebanyak 246 orang telah tewas dalam serangan teror di Perancis sejak 2015, menurut satu angka AFP.

(snw)

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews