Ini Jawaban Pertamina Soal Keluhan Banjir Warga Tanjunguban

Ini Jawaban Pertamina Soal Keluhan Banjir Warga Tanjunguban

Anggota Komisi II DPRD Bintan saat meninjau saluran air di wilayah Pertamina Tanjunguban yang berbatasan langsung dengan Kampung Cendrawasih, Kelurahan Tanjunguban Kota. (Foto: Ary/Batamnews)

Bintan - Terkait keluhan warga di Tanjunguban soal banjir, PT Pertamina Tanjunguban sudah melaksanakan normalisasi saluran air atau drainase. Namun pengerjaannya belum menyentuh seluruh kawasan.

Pegawai Kontrak PT PTC (Subkontraktor PT Pertamina) Rinaldi mengatakan pihaknya sudah melakukan normalisasi drainase. Pengerjaannya dari lingkungan Poliklinik sampai ke Pos 3 Kampung Jeruk. "Sudah kita lakukan pendalaman drainasenya. Dari setengah sampai satu meter," ujarnya.

Dalam pengerjaannya, kata Rinaldi, berjalan lancar. Apabila dijumpai tanah keras dalam drainase tersebut tidak bisa di keruk lagi untuk mendalamkannya karena tanah keras berarti itu dasar tanah aslinya.

Sedangkan pengerjaan selanjutnya yaitu dimulai dari Pos I PT Pertamina sampai Kampung Cendrawasih belum bisa dilaksanakan.

Drainase yang belum dilaksanakan normalisasi itu ternyata banyak ditemukan sampah. Dia menduga sampah berasal dari masyarakat karena dekat dengan pemukiman masyarakat.

"Saat itu saya hitung estimasi total anggarannya sekitar Rp 1 miliar. Jadi cukupnya untuk saluran dari Poliklinik sampai Pos 3, kalau dari Pos 1 sampai Kampung Cendrawasih anggarannya tidak ada," jelasnya.

Pjs OH Terminal BBM Pertamina Tanjunguban, Timbul Simorangkir yang mewakili PT Pertamina mengatakan sudah 80 persen saluran air di wilayahnya direhabilitasi. Sedangkan yang belum dilaksanakan itu saluran air di sekitar Pos 1 yang bersempadan dengan Kampung Cendrawasih.

 "Memang belum dilakukan penataan, tapi akan kami upayakan seperti apa perbaikan dan rehabilitasinya. Kami akan menunggu keputusan dari pimpinan," sebutnya.

Apabila reahbilitasi dari Pos 1 sampai Kampung Cendrawasih sudah masuk dalam program PT Pertamina. Pasti akan ditindaklanjuti namun masalah ini akan ditelusuri lagi.  "Kalau sudah komitmen pasti tidak akan diubah," katanya.

Ketua RT 005 Kampung Cendrawasih Jufri mengatakan jika drainase di PT Pertamina harus dinormalisasi. Karena jika hujan melanda dan air laut pasang, maka sejumlah rumah di tempatnya diterpa banjir.

"Kalau sampah sebenarnya kita sudah menyediakan tempat sampah. Meskipun demikian banjir sering terjadi jika hujan tiba disertai air laut pasang," jelasnya.

Terpisah, Lurah Tanjunguban Kota, Wati mengaku masalah ini sudah beberapa kali dibahas bersama PT Pertamina. Bahkan langkah normalisasi juga telah dilaksanakan.

Selain itu juga, pemerintah melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) akan membangun kolam retensi. Rencana BWS ini di luar komitmen dari PT Pertamina yang juga akan membangun kolam retensi di lahan wilayahnya.

Menurut Wati, dengan adanya kolam retensi ini setidaknya bisa mengurangi masalah banjir yang kerap terjadi di Tanjunguban.  "DED sudah dibuat. Ukurannya sekitar 20 x 70 meter," bebernya.

Jika banjir dikarenakan sampah, lanjut Wati, dia sudah memasang plang imbauan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.

Bahkan di plang larangan itu juga dijelaskan terkait Peraturan Daerah (Perda) membuang sampah sembarangan. Apabila ada yang melanggar akan dikenakan denda dan hukuman penjaranya.

"Saya sudah sampaikan masalah ini ke RT dan RW juga. Jadi harus tegakan Perda ini dan siap konsekuensinya," ucapnya.

Dalam waktu dekat ini dia akan mengajak kembali RT dan RW serta masyarakat untuk tidak membuang sampah ke saluran air.

"Kami akan mengajak masyarakat melakukan gotong royong mebersihkan seluruh saluran air di sepanjang Tanjunguban Kota," tutupnya.

(ary)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews