Ternyata Ada Es di Bulan, Bisa Jadi Sumber Air Masa Depan?

Ternyata Ada Es di Bulan, Bisa Jadi Sumber Air Masa Depan?

Ilustrasi Bulan.

Batam - Ilmuwan NASA menemukan fakta baru berupa endapan es di Bulan. Es itu ditemukan tersebar di kutub utara Bulan yang bersuhu paling dingin dan gelap. Kemungkinan es itu sudah ada sejak bertahun-tahun lalu.

Di bagian kutub selatan Bulan pun ada. Sebagian besar esnya terkonsentrasi di kawah Bulan.

Seperti diwartakan di situs resmi NASA, 20 Agustus 2018, tim ilmuwan yang dipimpin oleh Shuai Li dari Universitas Hawaii dan Universitas Brown, termasuk Richard Elphic dari NASA Ames Research Center di Silicon Valley di California, mereka menggunakan data dari Moon Mineralogy Mapper (M3) instrumen NASA untuk mengidentifikasi tiga tanda khusus yang secara definitif membuktikan bahwa ada es di permukaan Bulan.

M3, di pesawat luar angkasa Chandrayaan-1, yang diluncurkan pada tahun 2008 oleh Organisasi Penelitian Luar Angkasa India, dilengkapi secara unik untuk memastikan keberadaan es yang kuat di Bulan. 

M3 mengumpulkan data yang tidak hanya mengambil sifat reflektif yang kemungkinan merupakan es, tetapi mampu secara langsung mengukur cara khas molekulnya menyerap cahaya inframerah, sehingga dapat membedakan antara zat cair atau uap dan es padat.

Sebagian besar es yang baru ditemukan terletak di bayang-bayang kawah di dekat kutub, di mana suhu terpanas tidak pernah mencapai di atas minus 250 derajat Fahrenheit, setara dengan minus 156 derajat Celcius. Karena kemiringan sangat kecil dari sumbu rotasi Bulan, sinar matahari tidak pernah mencapai wilayah ini.

Pengamatan sebelumnya secara tidak langsung menemukan kemungkinan tanda-tanda permukaan es di kutub selatan bulan, tetapi ini bisa dijelaskan oleh fenomena lain, seperti tanah bulan yang luar biasa reflektif.

Dengan cukup banyak es di permukaan Bulan, air mungkin dapat diakses sebagai sumber daya untuk ekspedisi masa depan, termasuk mengeksplorasi dan bahkan tinggal di Bulan. Es di permukaan Bulan juga berpotensi lebih mudah diakses daripada air yang terdeteksi di bawah permukaan Bulan.

Dengan temuan es tersebut, NASA kini fokus dengan misi utama untuk mempelajari dan meneliti lebih lanjut, bagaimana es itu tercipta, dan cara manusia untuk beradaptsi serta berinteraksi dengan lingkungan Bulan. 

Temuan ini diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences pada 20 Agustus 2018.

Laboratorium Propulsi Jet NASA, Pasadena, California, merancang dan membangun instrumen mapper mineral Bulan dan menjadi rumah bagi manajer proyeknya.

(aiy)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews