Kisah Regar Si Penjual Lumut

Kisah Regar Si Penjual Lumut

Ucok Siregar sedang bertransaksi jual beli lumut. Ide kreatifnya muncul di tengah sulitnya mencari pekerjaan di Batam. (Foto: Ilham Yude/Batamnews)

Batam - Susahnya mencari pekerjaan di Batam kian terasa saat ini. Apalagi kini Batam diterpa krisis yang belum membaik. Beberapa pabrik-pabrik industri tutup, banyak yang kena PHK dan pulang kampung.

Namun kondisi itu tidak membuat mental Ucok Siregar (32) ikut keder. Pria asal Sidempuan, Sumatera Utara ini tak menyerah agaknya untuk mencari uang. Tentunya dengan cara yang halal. Ide pun muncul dari dirinya

Sudah dua tahun Regar--begitu biasa disapa tak mendapat panggilan untuk pengerjaan proyek. Ia biasa menjadi buruh bangunan di beberapa lokasi proyek pembangunan.

Kini Regar menjual sesuatu yang mungkin orang lain menganggap sebagai tak ada nilainya. Yakni lumut.

Siang itu, di Jln. Dipenogoro, Tiban Koperasi, Sekupang, Regar tampak masih menunggu pembeli yang mau membeli lumut yang dijualnya. Pembeli lumut biasanya datang dari kalangan pemancing. 

“Sudah satu tahun lebih saya jualan seperti ini,” ujarnya kepada batamnews, Selasa (14/8/2018) siang.

Regar pun tak mengeluh kendati, hasil usaha jual lumut ini memang masih di bilang jauh dari harapan.

Satu kantong lumut dijualnya seharga Rp 10 ribu. 

“Pas-pas buat beli rokok juga ada, paling banyak sehari bisa lah Rp 100 ribu, kadang juga sangat minim,” katanya.

Tak banyak pilihan untuknya bekerja di Batam. Ia hanya berbekal ijazah SMA “Nggak punya pilihan bang, kalau banyak pilihan sih masih bisa milih-milih,” ucapnya.

Namun kendati demikian hal itu tetap dijalani Regar dengan tegar. Setidaknya para mancing mania yang biasa menjadikan waduk-waduk seperti Sei Ladi di dekat area itu, tak perlu susah-susah mencari umpan pancing. Lumayan kreatif apa yang dipikirkan Regar.

(ude)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews