Fika, Tradisi Ngopi di Swedia, Bikin Warganya Produktif dan Bahagia

Fika, Tradisi Ngopi di Swedia, Bikin Warganya Produktif dan Bahagia

Ilustrasi

Batam - Minum kopi bagi masyarakat Indonesia tentu sudah menjadi tradisi. Beda daerah, beda lagi tradisi masyarakatnya dalam menyeruput kopi.

Dari Sabang sampai Merauke ada beragam cara menikmati kopi seperti minum kopi dengan gelas terbalik di Meulaboh, Aceh.

Atau kopi joss alias kopi arang di Yogyakarta yang banyak disajikan di angkringan pinggir jalan.

Kopi menjadi salah satu perekat antar kelas masyarakat dan menyatu dalam acara kumpul bersama.

Di luar Indonesia, ditemukan juga beragam tradisi minum kopi yang unik. Salah satunya fika, tradisi minum kopi di masyarakat Swedia.

Masyarakat di negara-negara Skandinavia terkenal dengan gaya hidup unik yang membuat mereka masuk dalam indeks masyarakat paling bahagia di dunia.

Bagi orang Indonesia, fika tak ubahnya seperti coffee break di sela-sela padatnya jam kerja. Tapi bagi masyarakat Swedia, fika bukan cuma sekadar coffee break.

Fika didefinisikan sebagai suatu gaya hidup dan bagian dari tradisi turun-temurun.

Menurut laman resmi dari Swedish Institute, masyarakat Swedia sebenarnya tidak suka mendefinisikan fika sebagai suatu istilah yang spesifik.

Fika bagi Swedia adalah fenomena sosial yang bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Kamu bisa melakukan fika di pagi atau sore hari.

Fika adalah bentuk praktis sebuah quality time orang Swedia.

Selain minum kopi, ketika melakukan fika, biasanya juga akan disajikan kudapan pendamping yang bercita rasa manis seperti cake, kukis, cinnamon buns, atau bahkan roti lapis.

Karena seringnya masyarakat melakukan fika, Swedia masuk dalam deretan negara yang paling banyak mengonsumsi kopi serta gula di seluruh dunia.

Jangan anggap bahwa fika adalah bentuk kegiatan bermalasan.

Melansir laman Curiosity, beragam penelitian menunjukkan bahwa istirahat dan bersantai selama 15 menit dari rutinitas pekerjaan bisa membuat kamu lebih fokus dalam bekerja.

Selain itu, aktivitas seperti fika ini juga bisa membuat kamu lebih produktif, meningkatkan kontrol diri serta emosi, dan menjaga psikologis seseorang dari stress karena tekanan kerja.

Lars Akerlund, warga Swedia asli yang membuka kedai kopi "Fika" di New York mengatakan kepada Quartz bahwa tradisi ini memang membuktikan membuat orang-orang Swedia jadi lebih produktif dan efisien dalam bekerja.

Bukan tanpa alasan, Lars Akerlund telah membuktikan sendiri hipotesanya ini sambil mengamati ritme kehidupan masyarakat New York yang padat dan cepat.

Pada tahun 2010, hasil penelitian Grant Thornton menyebutkan bahwa kaum pekerja di Swedia adalah orang yang paling santai dan jauh dari stress di antara pekerja lain di dunia.

Bukan cuma ritualnya saja, bagian utama dari fika yaitu kopi, juga memegang peranan penting dalam menjaga stamina dan menjauhkan resiko stress.

Kopi mengandung zat kafein tinggi yang bisa menekan produksi hormon adenosin penyebab kantuk.

Kopi juga bisa meningkatkan mood seseorang dan berkorelasi terhadap tingkat kebahagiaan. Yang perlu diingat, mengonsumsi kopi sebaiknya tidak lebih dari 2 gelas per harinya.

Jangan minum kopi setelah jam 4 sore jika kamu tidak ingin mengalami susah tidur di malam hari.  

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews