Selain Dua Bom Aktif, Jokowi Juga Disambut Dua Demonstrasi di Medan

Selain Dua Bom Aktif, Jokowi Juga Disambut Dua Demonstrasi di Medan

Dua mortir aktif yang ditemukan di Medan saat kunjungan Jokowi. (foto: istimewa/beritasumut)

BATAMNEWS.CO.ID, Medan - Kunjungan Presiden Jokowi dan rombongan ke Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (18/4/2015), disambut dua peristiwa yaitu dua bom aktif dan dua unjuk rasa. Yang mengejutkan adalah dua bom berdaya ledak tinggi yang ditemukan hanya 50 meter dari Rumah Simpang Tiga, tempat presiden makan siang.

Komandan Kodim (Dandim) 0204 Deliserdang, Letkol (ARH) Hanryan Indrawan membenarkan temuan dua bom tersebut. "Sudah kita serahkan ke Bagian Amunisi Gudumura Kodam I/BB untuk dimusnahkan," katanya.

Letkol Indrawan mengatakan, pihaknya langsung bergerak dan melakukan sterilisasi di sekitar ditemukannya dua bom tersebut. "Lokasi ditemukannya bom dan sekitarnya telah kita sterilisasi," tegasnya.

Dua bom itu ditemukan tiga pemuda di badan jalan dekat rombongan Jokowi. Mereka mengira besi yang ada di dalam karung goni itu besi biasa. Namun, saat dijual ke pengepul besi, ternyata itu adalah bom berdaya ledak tinggi.

Kedatangan Presiden Jokowi dan rombongan di Medan juga disambut aksi unjuk rasa mahasiswa dan petani warga Desa Perkebunan Ramunia, Deliserdang.

Ratusan pengunjuk rasa yang membawa spanduk dan poster itu tak bisa mendekati jalan yang akan dilewati Jokowi dan rombongan. Namun, aksi tersebut tetap mendapat pengawalan ketat dari aparat.

Dalam orasi dan poster yang mereka bawa, pengunjuk rasa minta kembali tanah mereka yang dikuasai Kodam I/BB.

"Pak Presiden, tolong rakyatmu. Tolong hentikan kekerasan dan kesewenang-wenangan. Kembalikan tanah kami. Kami menolak aksi premanisme yang dilakukan terhadap ratusan petani di Ramuinia,” ujar pengunjuk rasa yang menamakan Aliansi Rakyat itu.

Tak lama ratusan masyarakat Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Medan Polonia, juga menggelar unjuk rasa di dekat jalan yang akan dilalui rombongan Jokowi, yakni di dekan Centra Bussines District (CBD) Polonia.

Massa Sarirejo ini juga meminta agar tanah mereka yang disebutkan MA adalah milik warga, segera dikeluarkan sertifikatnya. Selama ini BPN tak berani mengeluarkan sertifikat, karena tanah warga masih diklaim oleh TNI AU.

(her)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews