Sejarah Batam

6 Hal Ini Terjadi di Batam Sebelum Otonom

6 Hal Ini Terjadi di Batam Sebelum Otonom

Penampakan kawasan Pelita, Batam, pada Jumat (25/5/2018). (Foto: Johannes/Batamnews)

Batam - Kota Batam saat ini sudah menjadi kota industri berkembang. Penduduk mulai padat, infrastruktur makin lengkap.

Sebelum menjadi daerah otonom, seperti apakah wajah Pulau Batam? Begini sejarahnya.

1. Penghuni pertamanya adalah Orang Selat

Pulau Batam, seperti dikutip dari researchgatenet, dihuni pertama kali oleh orang Melayu yang dikenal dengan sebutan Orang Selat. Mereka diyakini menghuni pulau Batam sejak tahun 231. Masehi.

Sebutan lain untuk Orang Selat adalah Suku Laut atau Orang Laut, yaitu suku bangsa yang menghuni Kepulauan Riau, Indonesia.  

Istilah Orang Laut, seperti dikutip dari wikipediaorg, mencakup berbagai suku dan kelompok yang bermukim di pulau-pulau dan muara sungai di Kepulauan Riau-Lingga, Pulau Tujuh, Kepulauan Batam, pesisir dan pulau-pulau di lepas pantai Sumatera Timur dan Semenanjung Malaya bagian selatan.

Secara historis, Orang Laut dulunya adalah perompak. Namun berperan penting dalam Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka dan Kesultanan Johor.

Mereka menjaga selat-selat, mengusir bajak laut, memandu para pedagang ke pelabuhan kerajaan, dan mempertahankan hegemoni mereka di daerah tersebut.

Bahasa Orang Laut memiliki kemiripan dengan Bahasa Melayu dan digolongkan sebagai Bahasa Melayu Lokal.

Saat ini mereka umumnya bekerja sebagai nelayan. Seperti suku Bajau Orang Laut, kadang-kadang dijuluki sebagai kelana laut. Mereka hidup berpindah-pindah di atas perahu.

2. Menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim

Pulau Batam berada di bawah kekuasaan Laksamana Hang Tuah. Setelah Malaka jatuh, seperti dikutip dari wikipediaorg, kekuasaan tersebut dipegang Laksamana Hang Nadim yang berkedudukan di Bentan (sekarang P. Bintan).

Laksamana Hang Nadim ialah anak kandung Hang Jebat. Ia adalah pahlawan Melayu Johor-Riau semasa penjajahan Portugis di Melaka.

Hang Nadim mengalahkan Portugis ketika menyerang Bintan dan Kopak. Keberaniannya sangat dihormati oleh orang Melayu.

Laksamana Hang Nadim menjadikan Johor sebagai pusat gerakannya menyerang Portugis di Melaka.  

Bertitik tolak dari perjuangan Laksamana Hang Nadim itu, pahlawan-pahlawan Melayu terus bangkit berjuang menentang penjajah.

3. Basis logistik minyak bumi
Batam awalnya merupakan pulau relatif kosong. Seperti dikutip dari bisniscom, pada 1970 , Batam mulai dikembangkan sebagai basis logistik dan operasional untuk industri minyak dan gas bumi oleh Pertamina.

4. Ditetapkan sebagai lingkungan kerja Industri

Tujuan awalnya menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia. Seperti dikutip dari researchgatenet, Sesuai Keputusan Presiden nomer 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja Industri.

Hal ini didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita Batam sebagai penggerak pembangunan Batam.

5. Menjadi Kotamadya Batam

Pulau Batam berkembang pesat.  Seperti dikutip dari researchgatenet, pada dekade 1980an, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah Kecamatan Batam ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya.

Tugasnya menjalankan administrasi pemerintahan dan kemasyarakatan serta mendukung pembangunan yang dilakukan  Otorita Batam.  

6. Kotamadya  ke 2 (dua)  di Propinsi Riau

Sebelum menjadi daerah otonom,  seperti dikutip dari researchgatenet, Kotamadya Batam merupakan  Kotamadya  ke 2 (dua)  di Propinsi Riau yang pertama. Kotamadya Batam pada mulanya merupakan suatu Wilayah Kecamatan.

Kecamatan Batam saat itu termasuk Wilayah Administrasi Kabupaten Tingkat II Kepulauan Riau.

(deb)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews