Janji Wali Kota Belum Ditepati, Siswa Bawa Air Setiap Hari ke Sekolah

Janji Wali Kota Belum Ditepati, Siswa Bawa Air Setiap Hari ke Sekolah

Siswa SMAN 07 Pulau Kasu membawa air dari rumah untuk kebutuhan di sekolah. (foto: alfi kurnia)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Ribuan warga Pulau Kasu di Kecamatan Belakangpadang, Batam kesulitan mendapatkan air bersih selama bertahun-tahun. Kondisi paling parah dialami saat musim kemarau. Bahkan, sulitnya air bersih membuat para siswa harus membawa air setiap hari untuk kebutuhan di toilet.

Pulau Kasu dihuni sekitar 1.500 kepala keluarga dan masuk dalam wilayah Kecamatan Belakangpadang, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Sejak tahun 2010, warga sudah meminta agar dibangun waduk untuk kebutuhan air bersih. Karena selama ini warga harus membeli air dengan harga Rp 1.000 per ember dan Rp 13 ribu per jerigen.

Tidak adanya ledeng yang mengalirkan air bersih layak konsumsi ke masing-masing rumah warga Pulau Kasu, membuat 1.500 kepala keluarga membeli air dari seorang penjual yang berada di bibir Pantai Pulau Kasu.

Bahkan, seluruh sekolah yang ada di Pulau Kasu mendapat imbas dari tidak adanya aliran air bersih dari ledeng.

Seperti para siswa SMAN 07 Pulau Kasu yang mesti membawa air dari rumah mereka masing-masing sebanyak dua botol aqua berkapasitas 1,5 liter setiap hari guna kepentingan mereka saat hendak ke toilet.

"Kita menjadwal para siswa untuk membawa air dua botol aqua dari rumah mereka. Untuk kepentingan mereka kalau mau ke toilet," kata Zapari, Guru SMAN 07 Pulau Kasu kepada Batamnews.co.id, kemarin.
 
Janji Wali Kota Batam
Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan pernah menjanjikan warga Pulau Kasu, akan mendapatkan air bersih tahun 2015. Ahmad Dahlan menjanjikan, air bersih ini kepada warga setempat saat membuka acara pembinaan akhlak mulia di Masjid Al-Jihad Pulau Kasu, Selasa (24/6/2014).

Dijelaskan Dahlan, Pulau Lumba yang tak jauh dari Pulau Kasu akan dibangun waduk penampungan air bersih. Kemudian air dari pulau tak berpenghuni ini akan disalurkan melalui pipa ke Pulau Kasu.

Selanjutnya, air bersih ini dialirkan ke dalam bak besar yang dibangun lebih tinggi dari rumah penduduk. Dengan demikian, air yang disalurkan dari bak itu bisa mengalir deras ke masing-masing rumah warga.

“Teknologinya sederhana saja. Ini sudah kita terapkan di Bulang Lintang dan Bulang Kebam,” ujar Dahlan.

Selain air, masalah listrik juga masih menjadi kendala masyarakat di daerah ini. Masyarakat di pulau itu belum bisa menikmati listrik 24 jam.  

(alfi kurnia/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews