Yudi Kurnain: Polisi Harus Transparan Tangani Kasus Kebakaran Joshua Sekeluarga

Yudi Kurnain: Polisi Harus Transparan Tangani Kasus Kebakaran Joshua Sekeluarga

Anggota Komisi I DPRD Batam Yudi Kurnain (Foto: Yogi/Batamnews)

Batam - Anggota Komisi I DPRD Kota Batam Yudi Kurnain meminta aparat hukum membuka terang benderang terkait kematian Joshua Pakpahan beserta keluarganya serta seorang pembantu.

Yudi mengatakan tidak ingin muncul spekulasi mengenai kematian tersebut. Pasalnya Joshua merupakan seorang pengusaha penyuplai air bersih ke kapal-kapal.

"Kita apresiasi kinerja kepolisian, dan kita berharap tidak ada yang ditutupi, baik dari sisi penyebab kebakaran, kematian, serta adanya spekulasi persaingan bisnis," ujar Yudi kepada batamnews.co.id, Sabtu (23/6/2018).

Menurut anggota DPRD yang membidangi masalah hukum ini, Joshua tentunya bukan orang sembarangan. Ia adalah seorang pengusaha di bidang suplai air bersih. Bisnis ini tentu saja tidak kecil apalagi mampu melayani kebutuhan kapal-kapal Internasional di Selat Philip, antara Singapura dan Batam.

"Ini membuka lebar mata kita, apa sebenarnya yang terjadi," kata politisi dari PAN ini.

Menurut Yudi, wajar sekali spekulasi itu muncul melihat sosok Joshua yang seorang pengusaha.

"Penyuplai air ke kapal itu bukan bisnis sembarangan, kita bermain antar kapal ke kapal, bahkan antara kapal negara lain seperti Malaysia dan Singapura," ujarnya.

Anggota DPRD tiga periode tersebut mengungkapkan, bisnis suplai air ini sangat menjanjikan. Dan banyak kepentingan yang terlibat. Bahkan selama ini Yudi mengatakan, pemerintah jarang mendapat pemasukan dari penjualan air ke kapal-kapal.

"Tidak ada pemasukan ke pemerintah daerah. Bagaimana pengawasan bisnis suplai air ke kapal itu, apakah dibenarkan atau ilegal. Ini patut dikaji juga kedepannya," katanya.

Seperti diketahui, Joshua memiliki usaha bisnis air. Ia memiliki sumur bor khusus dan beberapa tanki air bersih untuk transportasi penyuplai air bersih. Ia juga cukup berada. Memiliki mobil mewah sekelas Fortuner dan Land Cruiser. 

"Dalam undang-undang siapa saja tidak boleh melakukan pengalian sumur bor, karena Batam sebuah pulau akan merusak kontur tanah sehingga bisa terjadi tengelamannya pulau ini," kata pria berambut gondrong ini.

Perusaan gudang air ini berada di kawasan industri yang menjadi tanggung jawab BP Batam dalam pengawasan. "Saya sudah koordinasi dengan Ketua DPRD Kota Batam, akan meninjau langsung lokasi tempat kejadian," ujarnya.

Selain itu mengenai tempat tinggal Joshua yang berada di Kawasan Industri Mega Cipta Batu Ampar, juga patut dipertanyakan.

Kondisi itu membuat pertolongan terhadap Joshua terbilang lambat karena berjauhan dari permukiman warga.

Kendati demikian, Yudi mengaku turut prihatin dengan apa yang menimpa keluarga Joshua Pakpahan tersebut. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. "Mari sama-sama kita evaluasi agar tak terjadi lagi seperti ini, telat mendapat pertolongan," ucapnya. "Masih suasana Idulfitri musibah itu datang, kita ucapkan turut berduka cita," imbuhnya.

(tan)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews