Fakta-Fakta Tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di Danau Toba

Fakta-Fakta Tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di Danau Toba

Pencarian korban kapal Motor Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, Senin sore, 17 Juni 2018 masih berlangsung hari ini.

BATAMNEWS.CO.ID, Medan - Pencarian korban kapal Motor Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, Senin sore, 17 Juni 2018 masih berlangsung hari ini.

Pencarian dilakukan oleh Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Basarnas, Marinir, dan kepolisian. Tim SAR baru menemukan 21 penumpang, yang terdiri atas tiga korban tewas dan 18 orang selamat.

Dilansir dari Antara, ketiga korban tewas adalah Tri Suci Wulandari (24) asal Aceh Tamiang, Fajryanti (74) warga Binjai, dan Indah Juwita Saragih (22), warga Kecamaran Sidamanik, Kabupaten Simalungun.

Kini, baik korban tewas dan selamat KM Sinar Bangun dibawa ke RSUD Tuan Rondahaim di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun, untuk penanganan lebih lanjut.

Berikut ini fakta-fakta terkait tenggelamnya KM Sinar Bangun.

1. Nahkoda tembak

Ternyata istilah sopir tembak tidak hanya berlaku pada kendaraan roda empat atau dua saja. Kapal KM Sinar Bangun juga memakai nakhoda tembak.

Kejanggalan ini berhasil terkuak saat nama nakhoda KM Sinar Bangun tidak terdaftar sebagai korban selamat maupun hilang. Setelah ditelusuri, dia masih berada di darat.

2. Kelebihan penumpang dan data penumpang simpang siur

Sebelumnya diberitakan kapal KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba membawa kurang lebih 80 penumpang. 

Setelah musibah terjadi, tersiar kabar jika jumlah penumpang yang tenggelam mencapai ratusan orang. Hal ini didasarkan dari laporan warga yang merasa keluarganya ikut dalam pelayaran kapal nahas tersebut.

Dari versi polisi setelah melihat sertifikat KM Sinar Bangun, kapal kayu itu hanya bisa menampung 40 penumpang. Versi berbeda diungkapkan oleh pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Baca juga:

30 Pegawai Pemerintahan di Bintan Bolos Kerja

Dokter Forensik Ungkap Dugaan Penyebab Kematian Keluarga Joshua

Kapolda dan Kapolresta Kirim Papan Bunga ke Rumah Joshua

 

Kapal dengan ukuran 35 Gross Tonnage (GT) tersebut hanya bisa mengangkut sebanyak 43 orang. Sebuah tim khusus rencananya akan dibentuk mengingat simpangsiurnya data penumpang.

3. Cuaca buruk

Dalam kondisi cuaca sekitar yang cukup berkabut, kapal kayu itu berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, menuju Tigaras Parapat, Kabupaten Simalungun.

4. Kapal Ilegal

Terkait hal ini Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menduga, kapal tersebut merupakan kapal ilegal yang berlayar tanpa izin.

Karenanya, Kabag Pensat Divhumas Mabes Polri Kombes Pol Yusri Yunus membuka posko untuk mendata korban berdasarkan laporan masyarakat.

5. 178 keluarga melapor

Pascamusibah tenggelamnya kapal kayu tersebut, ada 178 orang atau keluarga yang melapor telah kehilangan keluarganya ke posko pengaduan yang sudah dibuat datanya.

6. 5 Tim SAR gabungan lakukan pencarian

Untuk memudahkan pendataan dan pencarian, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menyebutkan telah membentuk lima Tim SAR Gabungan.

Proses pencarian korban di danau Toba tidak mudah dilakukan. Timp SAR menghadapi beberapa kendala.

7. Ada kendala pencarian korban

Kemampuan personel terbatas

Kemampuan daya selam para personel dan alat (pendeteksi) terbatas membuat Tim SAR belum berhasil menemukan korban lainnya. 

Air Danau Toba Dingin

Dinginnya air Danau Toba juga menjadi kendala bagi penyelam, sehingga daya selam dibatasi sedalam 50 meter dari titik kedalaman yang berkisar 200 meter lebih.

(kin)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews