Nahas Menjelang Lebaran

Balita Lima Tahun di Batam Terbakar Saat Ibunya Masak Kue Lebaran

Balita Lima Tahun di Batam Terbakar Saat Ibunya Masak Kue Lebaran

Bocah malang, Alysa terkulai lemah di pangkuan sang ibu. Ia mengalami musibah disambar api ketika ibunya menyiapkan kue lebaran (Foto: Yogi Eka Sahputra/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Keluarga Jamal hanya bisa tabah dengan musibah yang menimpanya.

Alysa Rahmadani, putri mungil mereka terbaring lemas di paha sang ibu. Sebagian tubunya tertutup perban. Mulai dari wajah, dada, kedua belah tangan, hingga kedua kakinya. Perban tersebut dipasang untuk mengobati bekas luka bakar yang menimpa tiga hari lalu.

Di usianya yang baru 2 tahun balita ini harus merasakan sakit luka bakar api di sekujur tubuh. Buah hati pasangan Jamal dan Sarifah itu harus dioperasi. Ia dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Budi Kemulian, Batam.

Musibah itu berawa; ketika sang ibu memasak kue bolu menyambut lebaran.

Senin pagi itu, awal mulanya kejadian nahas itu terjadi. Jamal dan istri hendak memasak kue bolu khas melayu. Kebetulan itu sudah menjadi tradisi mereka menyambut lebaran Idul Fitri. Bahkan Sarifah sudah menyiapkan jauh-jauh hari. Ada tiga jenis kue yang akan dibuat kue bawang, kamaloyang, kacang goreng dan lainnya.

Senin (11/6/2018) Jamal sepakat dengan istrinya untuk membuat kue bolu itu pada pagi hari, sekitar pukul 05.00 wib. Pekerjaan itu sengaja mereka lakukan pagi buta karena dua orang buah hatinya tertidur lelap.  "Pas itu kita baru bisa kerja, mereka bedua sedang tidur," ujarnya.

Setelah semua bumbu adonan kue disiapkan Sarifah. Jamal mencoba membantu menghidupkan api ditungku untuk pemanggangan kue yang akan mereka buat.

Mencoba beberapa kali api tungku tidak kunjung bisa dinyalakan Jamal. Hanya bara yang memanas. Seketika Jamal mencoba menggunakan bahan bakar minyak jenis premium. Agar api bisa hidup dengan mudah.

Setelah disiram besin yang berada dalam botol. Petaka terjadi, api menyambar begitu cepat. "Fuhhhh" ujar Jamal menirukan kejadian itu.

Membuat kobaran api menjadi besar. Diduga beberapa sisa kertas yang membantu menghidupkan api itu juga masih menyisakan bara.

Malang nian nasib Alysa, yang berada dua meter dari Jamal. Balita itu langsung disambar kobaran api. Apalagi botol bensin berada didekat gadis yang baru merayakan ulang tahun 10 hari yang lalu.

Seketika api hingap dikejur tubuhnya. Alysa sempat mengusap api yang berada diwajahnya dengan dua telapak tangannya. "Dia usap wajahnya," ujar Jamal menirukan.

Karena tidak ada kain basah, Jamal reflek mengambil anaknya dan memasukan dalam bak air, kemudian memeluknya. Beberapakali. Sehingga tangan Jamal ikut terluka bakar.

"Karena panik, kain nggak ada, saya masukan dan peluk beberapa kali, baru apinya padam," ujarnya bercerita di samping istri dan anak pertamanya Aulia.

Setelah itu, Alysa langsung dilarikan ke puskesmas yang berada di Pulau Telunjuk, tempat mereka tinggal. Namun, Puskesmas tidak memiliki peralatan yang lengkap. Ia harus dirujuk ke Rumah Sakit di Kota Batam.

Alysa langsung dilarikan dengan sped boat yang mengunakan waktu 45 menit agar sampai di Pelabuhan Punggur Kota Batam.

"Dia nangis terus digendong ibunya, kita aja kebakar sedikit sudah sakit, apalagi seumuran dia," kata Jamal.

Alysa dibawa ke rumah sakit terdekat, sebelum di Rujuk ke RSUD Budi Kemulian. Bahkan setelah kejadian sesampai dirumah sakit mata Alysa tidak bisa dibuka. Karena sudah melekat antara pelipis matanya.

Sampai rumah sakit, Alysa harus dioperasi secepatnya agar tidak terjadi penyumbatan dipembuluh darah dan penyakit lainnya.  Beberapa donatur berdatangan untuk membantu penyembuhan Alysa. Sehingga semenjak operasi Aliysa lebih bisa tidur.  "Dokter bilang hari ini, atau besok sudah boleh pulang," katanya.

Beberapa donatur berdatangan sejak kejadian tersebut tersebar melalu media. Jamal dan keluarga tidak bisa mengurus BPJS, karena pendapatanya habis untuk makan saja.

Jamal hanya bekerja sebagai seorang nelayan di Pulau Telunjuk. Sehari Ia dapat Rp 20.000 - RP 30.000 satu hari. Kadang-kadang tidak ada.  "Namanya kita cari barang hidup, kadang-kadang tidak ada," katanya.

Jamal sekarang hanya bisa berharap uluran tangan orang dermawan untuk biaya penyembuhan anaknya. Seperti obat biaya operasi kemaren dan penginapan yang habis Rp 500.000 satu malam.

Setelah pulang, Alysa akan dirawat jalan. Saat ini Alysa terlihat masih trauma paska kejadian. Kata Jamal, ketika jauh dengan ibunya ia menangis.

Bahkan melihat ayahnya Alysa menangis meskipun matanya belum bisa dibuka secara keseluruhan. Alisya untuk sementara kini menginap di rumah pamannya di Punggur.

(Yogi Sahputra)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews