Mengintip Pengerajin Setia Batu Akik di Jalan Nusantara Karimun

Gang Batu Cincin, Tak Terkikis Musim

Gang Batu Cincin, Tak Terkikis Musim

Gang Batu Cincin, di Jalan Nusantara, Karimun bertahan tak terkikis musim. (Foto: Edo Alba/Batamnews)

PUTARAN Gerinda berdesir terdengar di sebuah gang sempit di sudut Jalan Nusantara, Karimun.  Beberapa pria paruh baya berkacamata sibuk mengasah batu mulia yang sudah dipotong. Lapak-lapak etalase kusam dilatari dinding pertokoan berbalut coretan vandalis. Gang sempit itu diramaikan orang-orang pinggiran  

Beberapa waktu lalu batu akik sempat trend dan viral. Hampir semua warga masyarakat tergila-gila. Koleksi cincin, kalung dan apa saja dari batu mulia tiba-tiba menjadi hobi. Berbagai warna dan bentuk menjadi koleksi para penggemar dadakan

Tapi, musim itu tidak bertahan lama. Penjual batu cincin dadakan pun telah sirna bersama para penggemar batu tentatif itu.

Namun, di gang yang berjuluk "Gang Batu Cincin", sekelompok pengerajin batu mulia dengan estalase-etalase jadul memajang keindahan hasil karyanya.

Mereka pengerajin setia batu akik, dengan penggemar sepanjang massa. Tak peduli musim. Kendati penggemar sejati itu tak banyak.

Ahmad, mengaku berjualan batu cincin sudah puluhan tahun. Hingga kini masih bertahan walau meski tidak semarak beberapa waktu lalu. "Sudah lama kami disini. Saya sudah belasan tahun. Kalau bapak yang lain itu sudah puluhan tahun," ujarnya saat di temui di tempatnya berjualan, Senin (21/5/2018).

Gang tersebut diberi nama Gang Batu cincin karena sekelompok pengrajin tersebut sudah berjualan lama di sana. Ahmad menyebutkan, saat ini sudah tidak banyak peminat lagi. Hanya waktu lagi hangat-hangatnya mereka kembanjiran orderan, selain itu pengrajin dadakan juga bermunculan. "Sudah hilang sendiri. Peminat sudah berkurang, dan harga batu juga mahal," ujarnya.

Kurangnya peminat di Karimum juga dipengaruhi kondisi perekomian yang susah. Hal itu berdampak pada omzet mereka. "Ekonomi sekarang susah. Lepas makan saja sekarang sudah bersyukur," ucap Ahmad.

Dia menyebutkan, tidak hanya dalam bisnis jual beli batu cincin. Dalam bisnis lainnya sepertu pakaian dan lainnya, juga mengalami keterpurukan. "Bukan kita saja, yang lainnya juga sama. Pengaruh ekonomi sekarang ini susah, kadang dalam sehari tidak ada yang belanja," kata pria tersebut.

Saat ditanya mengenai peminat batu mulia di Karimun, Dia menjawab, bagi yang hobi dan ekonomi mendukung tentunya masih belanja di lokasi ini. "Masih ada bagi hobi batu, itupun kalau ekonomi mendukung. Kalau tidak didukung ekonomi mau gimana lagi," ucap sambil tertawa.

Saat ini masih ada enam pengerajin yang tetap bertahan di Gang Batu Cincin tersebut. Mereka berjualan setiap hari dari Pukul 08.00 - 15.00 WIB. "Bertahan saja. Mau alih profesi lain saat ekonomi seperti ini susah juga," ujarnya.

(Edo Alba)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews