Lingga Minim Dokter Gigi

Warga Lingga Sering Tersiksa Gara-gara Dokter Gigi di Lingga

Warga Lingga Sering Tersiksa Gara-gara Dokter Gigi di Lingga

Ilustrasi (Foto: iStockphoto)

BATAMNEWS.CO.ID, Lingga - Ketersedian tenaga kesehatan, terutama dokter gigi di Kabupaten Lingga, saat ini masih sangat minim. Sehingga, bagi warga yang berada di daerah-daerah terpencil, sedikit kesulitan untuk memeriksa ataupun mencabut gigi mereka yang sakit.

Salah seorang warga Desa Pekaka, Janah mengatakan, untuk mencabut gigi, biasanya dia pergi ke Daik Lingga, karena di tempat tinggalnya itu tidak ada dokter tersebut.

"Biasanya ke Daik, kalau tidak ya ke Puskesmas atau ke praktek dokter gigi, yang ada di sana" ujarnya kepada Batamnews.co.id, Kamis (12/3/2018).

Dia mengaku, meskipun untuk menuju ke Daik Lingga menghabiskan waktu sekitar 1 jam perjalanan darat, hal demikian sudah menjadi pilihan satu-satunya.

"Kalau tidak begitu, ya mau bagaimana lagi. Di Polindes yang di desa tidak ada dokter gigi. Paling-paling cuma makan obat biasa aja. Kalau mau cabut, harus turun dulu ke Daik,. Mungkin di Puskesmas Lingga Timur ada dokter gigi, tapi kami mau kesana jauh juga," ujar wanita satu anak itu.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Lingga, dr Syamsu Rizal mengaku, secara keseluruhan, ketersedian tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Lingga relatif cukup.

Namun, jika dilihat per profesi ternyata masih ada yang kurang. Kekurangan tersebut terdapat di profesi dokter gigi.

"Secara keseluruhan relatif cukup, tapi kalau per profesi ada yang kurang, contohnya dokter gigi. Kita sudah minta ke Provinsi melalui program dokter PTT Provinsi, termasuk kita mau kontrak dokter gigi. Tapi tak ada peminat," ujar Syamsu Rizal ketika dihubungi Batamnews.co.id, Kamis (12/4/2018).

Dia menjelaskan, jumlah dokter gigi yang bertugas di Kabupaten Lingga baru berjumlah 8 orang. 6 diantaranya bertugas di Puskesmas dan 2 orang di RSUD.

"Satu Puskesmas 1 dokter gigi. Begitu juga dengan RSUD, kita ada dua RSUD, masing-masingnya ada 1 dokter gigi. Saat ini kita masih kekurangan 5 dokter lagi untuk ditempatkan di Puskesmas," katanya.

Syamsu Rizal mengaku, jumlah dokter gigi saat ini sangat terbatas, karena memang lulusan tersebut tidak banyak.

"Kami dapat dokter gigi dari Propinsi 1, PNS 4. Kita minta tambahan dokter gigi dari Propinsi, tapi belum ada yang berminat. Termasuk kami buka untuk kontrak dokter gigi dengan APBD kita, tapi belum ada juga yang minat," ujarnya.

Meskipun mengalami kekurangan pada profesi dokter gigi, tapi untuk ketersediaan dokter spesialis di Kabupaten Lingga, lebih dari cukup.

Di RSUD Dabo Singkep saja, ada 6 dokter spesialis. Sedangkan di RSUD Encek Maryam Daik Lingga ada 5 dokter spesialis.

"Masing-masing RSUD memiliki dokter spesialis penyakit dalam, anak, bedah, obstetri ginekologi (kebidanan) dan anestesi. Di RSUD Encek Maryam, masing-masing ada 1 orang dokter spesialis, sedangkan di RSUD Dabo, untuk dokter spesialis penyakit dalam punya 2 orang," kata dia.

Syamsu Rizal mengungkapkan, tidak ada penambahan dokter spesialis di tahun 2018 ini. Namun, kemungkinan hanya akan ada pertukaran dokternya saja.

"Kalau tenaga kesehatan untuk mengisi pustu atau polindes sendiri, Insya Allah cukup," ucapnya.

Dia berharap, untuk kedepannya di Kabupaten Lingga tidak lagi mengalami kelangkaan tenaga kesehatan, sehingga pelayanan di bidang tersebut dapat berjalan maksimal.

(ruz)

 

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews