Raja Minyak Arab Tertarik Beli AC Milan

Raja Minyak Arab Tertarik Beli AC Milan

Ilustrasi. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Milan- Prestasi AC Milan memang belum juga terangkat musim ini. Mereka terancam tak lolos ke Liga Champions lagi. Namun, nama besar I Rossoneri membuat banyak investor berminat.

Calciomercato melaporkan ada grup investor dari Timur Tengah yang kemungkinan akan berinvestasi di San Siro.

Namun masih belum jelas apakah investor dari Timur Tengah tersebut berniat mendukung pemilik saat ini Yonghong Li atau membeli saham mayoritas klub.

Posisi Yonghong Li sebagai pemilik Milan memang berada dalam tekanan. Situasi keuangan AC Milan dikabarkan bermasalah sehingga konglomerat Tiongkok itu dalam sorotan tajam.

Li sebenarnya baru membeli Milan di awal tahun ini. Li membeli saham mayoritas milik eks Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi.

Di awal masa kepemimpinannya, Li disanjung-sanjung oleh Milanisti. Pasalnya musim panas lalu dia mengucurkan dana sekitar 200 juta euro untuk membeli banyak pemain.

Milan total merekrut 11 pemain baru musim panas lalu. Tak tanggung-tanggung mereka memboyong Franck Kessie, Hakan Calhanoglu, Andre Silva, Andrea Conti, Leonardo Bonucci hingga Nikola Kalinic diboyong ke San Siro.

Sayangnya prestasi Milan justru terpuruk meski sudah merombak tim. I Rossoneri terbenam di posisi delapan klasemen Serie A.

AC Milan sudah kalah enam kali. Mereka tertinggal 18 poin dari pemuncak klasemen Inter Milan.

Sebelum dibeli oleh Yonghong Li, Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani dikabarkan tertarik membeli klub tersebut.

Seperti diberitakan Goal.com, pemilik AC Milan Silvio Berlusconi siap menjual klubnya ke Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani, penguasa Qatar.

Saat itu, mantan Perdana Menteri Italia dan pemilik AC Milan itu siap menjual klubnya jika tawaran bagus datang, dan Hamad bin Khalifa Al Thani ada di posisi terdepan untuk memiliki klub raksasa itu.

Berlusconi dikabarkan menawarkan AC Milan dengan harga 500 Juta Euro.

Siapa tak kenal Sheikh Hamad bin Khalifa al Thani, laman Wikipedia melansir Hamad  dikenal oleh dunia Barat karena sifatnya yang sering membantu keuangan jaringan televisi Al Jazeera. Time menyebutnya sebagai bidan kelahiran Al-Jazeera. 

Pada pertengahan 1990-an, saat siaran BBC World dalam bahasa Arab yang didanai sejumlah investor di Arab Saudi mengalami masalah sensor pemberitaan dengan pemerintah setempat. Setelah ditutupnya BBC Arab, ia memboyong sejumlah jurnalis Arab untuk menyeberang ke teluk.

Dengan dana US$ 150 juta, ia mendirikan stasiun televisi berbahasa Arab. Ia pun mendapuk sepupunya, Sheikh Hamad bin Thamir al-Tsani untuk memimpin. Ia memang membutuhkan media untuk membawa angin perubahan di negerinya. Pamor Al-Jazeera kian dikenal selepas serangan 11 September 2001 dan menjadi satu-satunya media elektronik di dunia yang menyiarkan rekaman pernyataan Usamah bin Ladin.

Qatar baru-baru ini dinyatakan sebagai negara terkaya di dunia dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia.

(ind)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews