BATAMNEWS.CO.ID, Bintan - Kepala Inspektorat Bintan, Raja Akib Rachim menegaskan akan segera mengecek pembangunan Dermaga Dakomas yang menelan APBD 2017 sebesar Rp 1.351.000.000 di Pulau Pucung, RT 03/ RW 02, Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Bintan, Kepulauan Riau.

"Kami tak tau kalau proyek itu belum berjalan. Tapi kami akan cek langsung ke lapangan untuk mencari tau kendalanya," ujar Akib kepada Batamnews.co.id, kemarin.

Akib sangat menyayangkan jika memang benar pelaksanaan proyek itu molor dari waktu yang ditetapkan. Apalagi sebagian uang pengerjaannya sudah diterima oleh pemenang tender dan konsultan.

Dia berharap pemenang tender segera melaksanakan proyek tersebut. Karena tenggat waktu penyelesaiannya tinggal dua bulan lagi. Apabila tidak terkejar sesuai target, pemenang tender harus siap menerima resiko dan sanksinya.

"Dana yang cair Rp 300 juta itu uang muka untuk pengerjaan proyek. Jadi kami minta segera dimulai pengerjaannya karena waktu sudah mepet," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Bintan, Wan Rudi Iskandar mengaku sudah memanggil pihak pemenang tender yaitu CV Astro Putra Jaya. Mereka menjamin proyek itu bisa diselesaikan sepenuhnya sebelum akhir tahun ini.

"Mereka bilang bisa terkejar dan bisa diselesaikan pembangunannya sesuai target. Kami hanya bisa pegang janji mereka saja," jelasnya.

Pembangunan dermaga untuk nelayan itu tidak dikerjakan dari awal sampai selesai. Maksudnya tidak dibangun dari lahan kosong sampai jadi dermaga, melainkan bersifat rehabilitasi saja.

Sebab dermaga dakomas ini sudah ada sebelumnya. Namun dikarenakan usianya yang sudah tua mengakibatkan sebagian bangunan ambruk. Jadi pengerjaannya hanya sebatas yang rusak saja.

"Dari total pagu dana yang akan dikerjakan hanya 80 persen saja. Sedangkan 20 persen lagi belum bisa dikerjakan kemungkinan ditahun mendatang," ungkapnya.

Sekedar untuk diketahui, rincian pagu dana pembangunan dermaga Dakomas itu diantaranya untuk membangun dermaga dengan panjang 150 meter, lebar 2,5 meter dan tinggi 4x10 meter serta ruang tunggu Rp 1.201.000.000. Lalu, belanja jasa konsultan perencanaan Rp 90 juta dan belanja jasa konsultan pengawasan Rp 60 juta. 

(ary)