Anggota DPR Ini Kaget, Indonesia akan Impor Gas dari Singapura

Anggota DPR Ini Kaget, Indonesia akan Impor Gas dari Singapura

Kapal LNG milik PGN di perairan Lampung. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Indonesia merupakan salah satu negara penghasil gas alam cair (LNG) terbesar dunia, juga pengekspor LNG terbesar ke-2 atau ke-3 di dunia. Namun, kini Indonesia akan mengimpor LNG dari Singapura yang tidak memiliki ladang gas dan selama ini justru mendapat pasokan gas dari Indonesia. Keputusan itu membuat banyak pihak terkejut. 

Anggota Komisi VII DPR RI Ahmad M Ali menyayangkan impor liquefied natural gas (LNG) untuk pasokan PLN dari perusahaan minyak dan gas (migas) asal Singapura, Keppel Offshore & Marine LNG.

"Awalnya kami mengira ini hanya sekadar rencana mengingat besarnya Kargo LNG kita yang tidak laku setiap tahun," kata Ahmad dalam keterangan tertulis dilansir Kontan, pada Minggu (10/9/2017). 

Menurut Ahmad, harga mungkin bisa jadi pertimbangan pemerintah karena kabarnya perusahaan tersebut menawarkan harga sekitar US$ 3,8 per mmbtu.

"Mungkin kalau logikanya b to b, bisa jadi cocok dengan harga itu karena memang terbilang murah. Tetapi pemerintah harus ingat bahwa PLN adalah perusahaan negara yang harusnya bisa saling mengisi dengan Pertamina, terutama membeli Kargo LNG dalam negeri," terangnya.

Kata Ahmad, PLN sebagai perusahaan listrik negara dapat menjadi mitra strategis dengan Pertamina untuk mendorong lahirnya kawasan industri berbasis energi gas.

Perusahaan asal Singapura, Keppel Offshore and Marine, pekan lalu datang ke Kantor Kemenko Kemaritiman untuk menawarkan pasokan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) kepada pemerintah Indonesia. 

LNG tersebut rencananya untuk bahan bakar pembangkit-pembangkit listrik tenaga gas di beberapa wilayah Indonesia. Harga gas dari Singapura diklaim cukup kompetitif sehingga dipertimbangkan oleh pemerintah. 

Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, heran dengan rencana tersebut. Ini aneh karena Singapura adalah negara yang sama sekali tidak punya cadangan minyak dan gas bumi. 

"Agak lucu Singapura ekspor gas ke kita, mereka kan enggak punya sumber gas sama sekali," kata Komaidi dilansir detikFinance, belum lama ini. 

Apalagi, Indonesia adalah negara eksportir gas. Sampai saat ini pun Indonesia masih mengekspor gas ke Singapura. 

"Enggak logis juga, mereka (Singapura) kan selama ini beli dari kita. Jangan-jangan gas kita sendiri mau dijual lagi ke sini," ujarnya. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membuka peluang impor gas alam cair (LNG) dari Singapura. Hal ini terutama jika hasil perhitungan komponen biaya yang timbul akibat pembelian dari Negeri Singa itu lebih murah ketimbang mendatangkan LNG dari Indonesia Timur.

Luhut menyebutkan harga LNG dari Singapura sebesar US$ 3,8 per MMBTU. "Itu sudah termaksud harga fasilitas (penyimpanan) dan harga gas, tapi saya lupa rinciannya. Yang jelas PLN bilang ada peluang harga mereka (Singapura) lebih murah dari yang lain," ujarnya, di Gedung BPPT, Selasa (5/9/2017) dilansir Tempo.co.

Luhut beranggapan harga murah yang ditawarkan oleh Singapura merupakan tantangan untuk lembaga penyedia gas LNG di Indonesia. "Kalau mereka bisa murah, kenapa kita tidak?" ujarnya.

Selain terbuka akan opsi impor, Luhut menyebutkan saat ini masih sedang dalam proses kerja sama dengan Singapura dalam penyediaan infrastruktur. Peluang pertukaran (swap) antara LNG Singapura dengan LNG milik Indonesia, menurut Luhut, juga sangat dimungkinkan.

Terlebih, kata Luhut, jika terbukti pertukaran LNG kedua negara bisa lebih murah ketimbang biaya yang harus dikeluarkan untuk membawa LNG dari Indonesia Timur. "Kalau nanti dengan adanya pertukaran (swap) ini lebih murah, kenapa tidak?," ujarnya.

Kondisi ini cukup memprihatinkan mengingat selama ini gas dari Natuna 100 persen dialirkan ke Singapura. Bahkan, gas di Natuna yang dialirkan melalui pipa ke Singapura sudah beroperasi lebih dari 15 tahun.

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews