Terungkap, Ini Penyebab Industri Galangan Kapal di Batam Terus Merosot

 Terungkap, Ini Penyebab Industri Galangan Kapal di Batam Terus Merosot

Diskusi pengusaha galangan kapal dengan Bank Mandiri di Venesia Hotel, Selasa (22/8/2017). (foto: ret/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Industri galangan kapal (shipyard) di Batam masih belum menunjukan pertumbuhan yang positif. Berdasarkan data dari Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA) bahwa hanya ada 10 persen dari 68 persusahaan yang masih beroperasi.

Ketua Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA), ‎Sarwo Edi mengatakan terus menurunnya jumlah proyek pesanan kapal di Batam sudah dirasakan sejak empat tahun terakhir.  

Menurut dia banyak faktor yang menyebabkan hal ini, selain harga minyak dunia yang turun dan juga adanya aturan dari dalam negeri sendiri yang membuat industri galangan kapal terus menurun. 

"Dampak global memang sangat berpengaruh, sampai saat ini tinggal beberapa perusahaan saja yang tersisa," kata Edi saat diskusi bersama Bank Mandiri di Vanesia Hotel, Selasa (22/8/2017).

Ia mengakui saat ini pemerintah pusat memang tengah menggagas program tol laut sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden Jokowi.  

Namun, belum ada langkah yang konkret dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri untuk bisa meningkatkan industri ini. Pihaknya mengaku juga masih menunggu komitmen dari pemerintah seperti BP Batam dan Pemko Batam. "Sebaiknya sejalan dengan pemerintah daerah," kata Edi.

Edi tidak menampik bahwa pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) tengah gencar memesan ribuan kapal.  Hanya saja kualifikasi yang ada tidak sesuai dengan industri galangan kapal di Batam, sehingga para pengusaha shipyard sendiri enggan ikut tender pengadaan kapal tersebut untuk dilakukan di Batam. 

"Dana yang dialokasikan untuk pembuatan kapal, tidak sesuai dengan perkiraan galangan di Batam," ujarnya. 

Menurut dia, setelah order dari luar berkurang, pengusaha Batam mencoba mengalihkan pasar ke dalam negeri. Mereka mencoba mengikuti membantu program pemerintah pusat, untuk tol laut. Namun sampai saat ini, hanya beberapa perusahaan nasional di Batam yang menerima order. 

"Ini kaitannya dengan harga. ‎Ada yang pernah mencoba ikut tender. Sudah menghitung proyek pemerintah sesuai pesanan. Namun tidak pernah masuk (besaran anggaran) dalam budget kita," jelasnya.

Sebelumnya, ada perusahaan di Batam yang pernah mencoba untuk  ikut tender, namun ditolak. Karena nilai yang ditawarkan dinilai terlalu tinggi padahal angka yang diajukan sesuai dengan kapal yang diminta.  

Itu sebabnya sangat sedikit perusahaan galangan kapal di Batam yang mau mengerjakan proyek pemerintah tersebut.
"Kita buat rincian biaya sesuai dengan kualitas. Karena kita tidak mau asal-asalan. Tapi shipyard kita yang ikut, langsung ditolak, angka kita dibilang tak masuk akal,"  katanya. 

Melihat hal tersebut, diperkirakan industri galangan kapal belum juga akan tumbuh postif, setidaknya dalam dua tahun terakhir ini.

"Kemungkinan besar dua tahun ini belum menunjukkan pertumbuhan positif, sejalan dengan keadaan global juga," katanya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews