Mahathir Mohamad Dilempari Sepatu Hingga Kursi Saat Pidato

Mahathir Mohamad Dilempari Sepatu Hingga Kursi Saat Pidato

Mahathir Mohamad. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Shah Alam- Pidato mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, 92 tahun, mendadak berubah rusuh saat massa melemparinya dengan sandal, sepatu, botol bekas air minum, kembang api, hingga kursi. Kejadian itu saat ia berpidato di gedung pertemuan Dewan Raja Muda Musa, Minggu (13/8/2017). 

Mahathir hadir sebagai chairman koalisi Pakatan Harapan dan pemimpin partai oposisi Bersatu.

Saat forum telah berjalan selama 90 menit dan Mahathir tengah meladeni sesi tanya-jawab, beberapa orang tiba-tiba melemparkan sepatu, botol air minum dan kursi ke arah Mahathir. Beberapa orang lainnya bahkan menyalakan suar di dalam gedung tempat digelarnya forum tersebut. Mahathir dan istrinya tidak terluka dalam insiden tersebut. Mereka diselamatkan ke belakang gedung.

Mahathir saat itu memberikan jawaban atas pertanyaan peserta pertemuan tentang tragedi Kampung Memali di Baling, Kedah tahun 1985 yang menewaskan 18 orang termasuk satu polisi. 

Mengutip The Star, Mahathir yang kini berbalik menjadi oposisi menghadapi Perdana Menteri Najib Razak, menjelaskan bahwa polisi telah menjalankan tugasnya sesuai standar operasi dalam tragedi Kampung Memali.

Saat menjelaskan itulah, mendadak sandal dilemparkan ke arah Mahathir dan benda lainnya.  

Pemimpin Pemuda Pribumi Syhed Saddiq Syeh Abdul Rahman yang mengorganisasi pertemuan ini kepada wartawan mengatakan insiden itu murni upaya sabotase. 

Acara yang terbuka untuk umum itu dirusak oleh sekelompok orang yang mengenakan T-shirt organisasinya, Armada Pribumi. 

"Pelaku di belakang kerusuhan bukan anggota Pribumi atau Pakatan (partai oposisi). Mereka mengenakan T-shirt Armada palsu," ujar Saddiq Syed.

Para pemimpin partai dan petinggi di pemerintah Malaysia mengutuk keras kekerasan itu.

Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi menegaskan perbedaan pendapat tidak membenarkan seseorang untuk melakukan kekerasan. "Sebagai sebuah negara yang mengamalkan demokrasi, insiden tersebut tidak seharusnya terjadi," kata Ahmad seperti dilansir Reuters, Senin, 14 Agustus 2017.

Insiden yang meningkatkan ketegangan politik menjelang pemilihan umum yang mungkin diadakan dalam beberapa bulan mendatang. 

Mahathir, yang menjabat sebagai perdana menteri selama 22 tahun sampai ia melepaskan jabatan pada 2003, memimpin aliansi oposisi untuk menggulingkan pemerintah yang sudah lama memerintah dalam pemilu yang diperkirakan berlangsung pada tahun depan.

Bahkan, Mahathir menawarkan dirinya sendiri untuk memimpin pemerintah sekali lagi jika pihak oposisi menang.

Sebagian pemimpin oposisi yang bersekutu dengan Mahathir juga menuduh Najib merencanakan insiden kekerasan itu. Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat Azmin Ali mengatakan dalam satu pernyataan bahwa Mr Najib bertindak seperti "gangster".

Seorang anggota senior UMNO, yang juga seorang menteri pemerintah, Salleh Said Keruak menolak tuduhan itu dengan menegaskan tuduhan-tuduhan tersebut "tidak sehat" untuk politik.

"Ingatlah bahwa politik gangster bukan bagian dari budaya politik kita," ujar Salleh.

Menurut laporan media, polisi sudah menahan 3 pemuda berusia 17-19 tahun terkait insiden tersebut. Mahathir Mohamad adalah kritikus Najib yang paling lantang, meski Najib pernah menjadi anak didiknya sebelum terkait dengan skandal dana negara 1MDB. 

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews