Ironi Pelabuhan Dompak, Anggaran Rp 121 M untuk Bangun Rumah Hantu

Ironi Pelabuhan Dompak,  Anggaran Rp 121 M untuk Bangun Rumah Hantu

Kondisi ruang terminal Pelabuhan Dompak yang hancur dan tidak terurus. (foto: adi/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID,Tanjungpinang - Pelabuhan Dompak yang menelan anggaran pembangunan sebesar Rp 121 miliar hingga kini belum dioperasikan. Namun, kondisi pelabuhan baru tersebut seperti sudah terbengkalai bertahun-tahun.

Pelabuhan itu dibangun pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan dan direncanakan dijadikan pelabuhan Domestik dan Internasional.

Kabar terbaru yaitu ponton di pelabuhan itu hanyut dibawa arus. Setelah sempat hilang, ponton itu kini sudah ditemukan di Pulau Terkulai Tanjungpinang. Akibat ponton yang hilang, jembatan besi penghubung antara ponton dengan pelabuhan ikut ambruk ke laut.

Wartawan Batamnews.co.id berkunjung ke pelabuhan ini dan menyaksikan ilalang sudah merayap di semua areal pelabuhan.

Bangunan yang terlantar ini sudah terlihat berantakan begitu memasuki pintu gerbangnya.

Di pos jaga yang tanpa petugas, kacanya sudah pecah, dengan debu-debu yang mengotori seluruh pos. Melihat pelabuhan dari kejauhan langsung tampak dinding kaca yang bolong-bolong. Di halaman pelabuhan, semak belukar tumbuh dengan suburnya.

Begitu lebih dekat, terlihat cat sudah mengelupas, betonnya yang ditopang besi-besi sudah keropos, atapnya sudah ada yang lepas. Sebagian plafon sudah ambruk dan berserakan di lantainya yang kotor.

Tak ada kapal yang merapat di sana. Tidak ada hilir mudik pegawai dan buruh pelabuhan, tempat parkir pun kosong melompong.  Beberapa warga hanya memanfaatkan kawasan ini untuk tempat memancing ikan.

Seorang warga bernama Edi mengatakan pelabuhan itu sudah seperti rumah hantu saja. Bangunan banyak yang hancur, berserakan tanpa ada petugas yang membersihkan.

Ia menyayangkan bangunan itu menyerap anggaran Rp 121 miliar hancur begitu saja. Ia juga menyebut bahwa pemerintah daerah tutup mata dengan hancurnya sejumlah bangunan pelabuhan itu.

Ironisnya petinggi di Kepri ketika ditanya terbengkalainya pelabuhan itu menyebut belum bisa bertanggung jawab.

"Tak tahu saya, pelabuhan itu belum diserahkan ke kita, masih tanggung jawab kementerian," ujar Gubenur Kepulauan Riau Nurdin Basirun beberapa waktu yang lalu.

Secara terpisah Kepala KSOP Tanjungpinang Rajuman Sibarani mengatakan permasalahan pelabuhan itu terbengkalai karena permasalahan status lahan milik Pemprov Kepri dan belum diserahkan ke pusat.

"Bagaimana mau dilanjutkan, status lahannya masih bermasalah, pemerintah daerah belum menyerahkan lahan itu ke kita," katanya.

Ia mengatakan, saat pembangunan itu dirinya tidak mengetahui persis, karena ia baru menjabat sebagai Kepala KSOP Tanjungpinang.

"Tak tahu coba tanya kepala KSOP yang lama, proyek itu sudah lama bermasalah namun sengaja ditutupi," ungkap Rajuman.

(adi)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews