Jelang Eksekusi Mati "Bali Nine"
TNI Siaga Tempur, 3 Sukhoi Sudah Mendarat di Bali
Denpasar - TNI menganggap serius Australia yang memprotes upaya eksekusi terhadap dua warna negaranya. Tiga pesawat Sukhoi SU-30MKI dikerahkan untuk mengawal pemindahan ua terpidana mati kelompok “Bali Nine’ Myuran Sukumaran dan Andrew Chan ke lokasi eksekusi di LP Nusakambangan.
Tiga Sukhoi itu diterbangkan dari Lapangan Udara Sultan Hasanuddin Makassar mendarat di Bandara Ngurah Rai, Bali, Minggu (22/2/2015). Kini ketiga pesawat tempur buatan Rusia itu terparkir di lapangan base Ops Lanud Ngurah Rai.
Selain ketiga pesawat tersebut, juga disiagakan sebuah helikopter Colibri.
Dalam waktu yang hampir bersamaan juga datang dua pesawat Hercules yang membawa kru pesawat. Menurut sumber tersebut, tiga Sukhoi dan helikopter Colibri tetap berada di Bandara Ngurah Rai untuk menunggu perintah lanjutan.
Sementara, LP Nusakambangan dikabarkan sudah siap menampung mereka untuk segera dieksekusi.
Sehari sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan dukungannya atas eksekusi mati para bandar narkoba tersebut.
“Saya selaku panglima TNI beserta jajaran memberikan support kepada pemerintah,” tegas Jenderal Moeldoko ketika membuka seminar Pemantapan Wawasan Kebangsaan VII di Surabaya, Sabtu (21/2).
Dukungan penuh TNI ini akan memantapkan keyakinan pemerintahan Presiden Jokowi mengeksekusi mati terpidana narkoba asal Australia, Andrew Chan dan Myurn Sukumaran.
Moeldoko menyatakan, narkoba musuh bersama rakyat Indonesia. Setiap hari, sedikitnya 50 anak bangsa meninggal akibat barang laknat ini.
Karena itu, tegas panglima TNI, jika pemerintah menerapkan hukuman mati terhadap pengedar dan bandar narkoba, maka jangan ragu melaksanakannya.
Narkoba telah merusak generasi bangsa, sekaligus melemahkan sosial budaya Indonesia. “Kita berperang dengan narkotika,” tegas panglima TNI.
Terkait siaga tempur, TNI bersinergi dengan Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham). Panglima TNI dan para komandan pasukan khusus akan membuat perencanaan yang detail.
Sedangkan unsur intelijen dan alat tempur, terus disiagakan sehingga dapat digerakan kapan saja apabila dibutuhkan. Siaga untuk mempercepat proses mobilisasi tempur.
Begitu juga dengan para komandan sàtuan khusus. Wajib siap dan cepat mengerahkan kekuatan jika sudah mendapat perintah pengerahan pasukan.
“Setelah saya perintahkan hari ini para komandan sudah menyiapkan dirinya dengan baik,” tegas dia.
Moeldoko menegaskan, kesiapan pasukan khusus TNI tidak berorientasi menyudutkan negara tertentu. Siaga TNI hanya untuk mengantisipasi ancaman dan gangguan yang kemungkinan terjadi.
(ind/bbs)
Komentar Via Facebook :