Bahaya, Ransomware WannaCry Incar Sistem Pertahanan Semua Negara

Bahaya, Ransomware WannaCry Incar Sistem Pertahanan Semua Negara

Ilustrasi. (foto: ist/net)


BATAMNEWS.CO.ID, London - Serangan cyber dengan menggunakan ransomware WannaCry terjadi hampir di seluruh negara termasuk Inggris dan Indonesia. Bahkan Inggris menegaskan tidak menutup kemungkinan serangan ini telah mengincar sistem pertahanan negara termasuk sistem persenjataan nuklir.

Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon mengakui tidak akan mengesampingkan bahwa serangan itu bisa mengincar sistem militer termasuk kapal selam nuklir Inggris yang menggunakan perangkat lunak usang dapat saja mudah diretas oleh serangan cyber massal tersebut.

Ransomware WannaCry yang menargetkan sistem komputer usang, Windows XP, membuat beberapa NHS dipercaya lumpuh pada Jumat malam. Michael Fallon saat ditanya apakah sistem tersebut digunakan di kapal selam nuklir Brill, ia bersikeras bahwa kapal selam itu aman, namun dia tidak dapat menyangkal mereka menggunakan sistem yang rentan.

"Kami mengidentifikasi ancaman cyber sebagai salah satu dari tiga ancaman utama. Kami tidak pernah mengomentari sistem pertahanan, untuk alasan keamanan, yang digunakan kapal selam kami," kata Fallon seperti dilansir dari Dailystar, Senin (15/5/2017).

"Tapi kapal selam Vanguard kami, benar-benar aman dan beroperasi walau dalam isolasi. Saya memiliki keyakinan penuh terhadap pencegah nuklir kita, saya dapat meyakinkan Anda bahwa pencegah nuklir sepenuhnya dilindungi." Dia menyimpulkan.

Sebelumnya, Rumah- rumah sakit di seluruh Inggris dilanda oleh serangan lewat internet Jumat, melumpuhkan sistem komputer mereka dan membatalkan pendaftaran pasien untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

Menurut Dinas Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris atau NHS, komputer-komputer rumah-sakit terkena serangan sejenis virus yang disebut “ransomware” yang menghalangi penggunaan komputer sampai para korban setuju untuk membayar uang tebusan untuk mengatasinya.

Insiden-insiden serupa sekarang telah dilaporkan di Amerika Serikat, China, Rusia, Portugal, Italia dan beberapa negara lain.

Costin Raiu, direktur Riset dan Analisis Global Kaspersky Labs, pembuat piranti lunak anti virus Rusia mengatakan telah mencatat lebih dari 45 ribu serangan di 74 negara yang menggunakan virus itu. Dikatakannya, jumlah itu terus bertambah dengan pesat.

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews