Susi Gusar, Kapal China Mencuri Benda Bernilai Sejarah di Perairan Tarempa

Susi Gusar, Kapal China Mencuri Benda Bernilai Sejarah di Perairan Tarempa

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. (foto: ist/tempo)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku mendapatkan komplain atau keluhan dari sejumlah negara terkait hilangnya benda muatan kapal tenggelam (BMKT) dari kapal-kapal bersejarah yang tenggelam di perairan Indonesia.

Susi mengatakan, belum lama ini ia mendapatkan komplain dari Australia dan Belanda atas hilangnya beberapa kapal karam milik kedua negara tersebut di perairan Indonesia. Hilangnya kapal-kapal bersejarah ini diduga lantaran dijarah oleh kapal pencuri asing.

"Dalam beberapa bulan sebelumnya kami sudah dikomplain dari Australia dan Belanda akan hilangnya beberapa kapal yang tenggelam milik mereka di perairan Jawa," ujar dia di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta, Jumat (5/5/2017).

Buntutnya, Indonesia dianggap kurang serius dalam melindungi peninggalan bersejarah berupa kapal karam yang tak jarang berasal dari masa Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan lain-lain.

"Kita dianggap sebagai negara yang tidak bisa melindungi situs, melindungi peninggalan berharga daripada sejarah Perang Dunia I, Perang Dunia II yang ada di wilayah perairan Indonesia. Kita dianggap negara yang tidak bisa memproteksi sejarah kita, teritorial kita. ini wilayah teritorial, bukan ZEE (zona ekonomi eksklusif)," kata dia.

Susi menuturkan, munculnya keluhan seperti itu sangat tidak baik bagi citra Indonesia di mata dunia. Hal tersebut juga bisa mengurangi kepercayaan dunia terhadap upaya pemerintah Indonesia melindungi wilayah lautnya.

"Kalau kita seperti itu tidak bagus dan kalau bangsa dianggap seperti itu ya tidak punya gengsi dan martabat. Dalam pergaulan internasional, sangat penting negara kita dihormati dan disegani karena martabatnya dan nilai kebangsaan, sejarah, dan tentu tindakan baik kita sebagai bangsa. Kita tidak mau yang mencuri orang, tapi yang dituduh kita," ucap Susi.

Oleh sebab itu, Susi ingin adanya tindakan hukum yang tegas bagi kapal-kapal pencuri BMKT di perairan Indonesia. Terlebih lagi BMKT tersebut berasal dari kapal karam yang memiliki nilai sejarah tinggi.

Susi menyebut ada lima bangkai kapal di dasar laut yang dicuri kapal berbendera Cina, Chuan Hong 68 di Tarempa, Kepulauan Riau.

Kelima bangkai kapal yang dicuri, pertama, Swedish Supertanker, Seven Skies, yang tenggelam 1969. Kedua, Italian Ore, Oil Steamship, Igara, yang tenggelam 12 Maret 1973.

"Ketiga, kapal perang Jepang Ijn Sagiri. Keempat, kapal penumpang Jepang Hiyoshi Maru, dan terakhir kapal penumpang Jepang Katori Maru," kata Susi.

Kapal Chuan Hong 68 ditangkap TNI AL pada 20 April 2017 beserta 20 ABK. Dua hari kemudian, kapal tersebut menghilang. Tapi dapat ditangkap lagi pada 28 April.

Susi gusar dengan kelakuan mereka. Sebab, barang yang mereka ambil merupakan bagian dari sejarah.

"Kalau histori, uang jutaan dollar tidak bisa beli sejarah. This is history of site, kita tidak bisa dinilai. Sama dengan terumbu karang yang rusak. Itu namanya kami menghormati sejarah," ujarnya.

Susi mengatakan lokasi tempat pencurian kapal kuno merupakan spot wisata menyelam. Kawasan ini selama ini menjadi daya tarik turis, terutama dari Malaysia dan Singapura.

"Beberapa dari lima site ini adalah tempat diving turis dari Malaysia, Singapura, dan juga ada dari Indonesia. Ini sudah dikenal. Sudah dijual paket-paket menyelam ke sana dari negara tetangga kita," ujar dia.

Susi meminta aparat keamanan memproses kasus ini secara tegas.

(ind)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews