Dua Ledakan di Utara Mesir, 44 Tewas 120 Luka-luka

Dua Ledakan di Utara Mesir, 44 Tewas 120 Luka-luka

Aparat keamanan memeriksa lokasi ledakan bom di barisan depan kursi jemaat di Gereja Koptik Mar Girgis, di Tanta, Mesir, Minggu (9/4/2017).(Khaled Elfiqi/EPA)

BATAMNEWS.CO.ID - Dua ledakan mematikan terjadi di bagian utara Mesir, di Gereja Mar Girgis Kota Tanta di Provinsi Gharbiya dan Gereja Saint Mark di Kota Pesisir Alexandria. Akibat serangan tersebut sedikitnya menewaskan 44 orang dan 120 luka-luka, jemaat yang sedang menjalankan ibadah Minggu Palma.

Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi mendeklarasikan pemberlakuan status darurat tiga bulan di negaranya saat menyampaikan pernyataan yang disiarkan televisi pada Minggu malam.

Serangan bom di Gereja Mar Girgis Kota Tanta di Provinsi Gharbiya menewaskan sedikitnya 27 orang dan melukai 78 orang, sementara bom bunuh diri selanjutnya di Gereja Saint Mark di kota pesisir Alexandria menewaskan 17 orang dan melukai 48 orang menurut Kementerian Kesehatan.

ISIS kemudian mengklaim bertanggungjawab atas dua pengeboman itu di situs beritanya yang disebut "Amaq".

Al-Sisi dalam pernyataannya mengutuk keras serangan itu dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Presiden juga mengumumkan tiga hari duka untuk para korban.

"Terorisme berbahaya ini menyasar bangsa dan warganya, baik Koptik maupun Muslim, dan ini tidak akan mematahkan determinasi warga Mesir dan kesetiaan mereka melawan kekuatan jahat," kata Sisi dalam satu pernyataan yang dikutip kantor berita Xinhua.

Pada bagiannya, Perdana Menteri mesir Sherif Ismail mengecam "persekongkolan rendah teroris yang menyasar keamanan warga Mesir dan stabilitas bangsa", menjamin bahwa pemerintah akan memberikan semua dukungan yang diperlukan kepada para korban dan keluarga mereka.

Paus Tawadros II, pemimpin Gereja Ortodok Mesir yang berada di gereja yang diserang di Alexandria tak lama sebelum ledakan, memahami upaya pemerintah melawan terorisme.

"Warga Mesir bersatu dalam datu parit dalam melawan terorisme gelap sampai ini terhapuskan." kata Paus dalam satu pernyataan setelah ledakan itu.

Universitas Al-Azhar, institusi pembelajaran Islam tertinggi di Mesir dan dunia Muslim Sunni, mengecam ledakan gereja itu sebagai "kejahatan mengerikan terhadap seluruh warga Mesir."***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews