Serangan AS di Suriah Bisa Picu Perang Nuklir

Serangan AS di Suriah Bisa Picu Perang Nuklir

Ilustrasi peluncuran rudal dari kapal perang. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Moskow - Dua anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Tulsi Gabbard dan Brian Schatz mengutuk serangan rudal di Suriah atas komando Presiden Donald Trump. Para politisi itu memperingatkan serangan itu bisa memicu perang nuklir dengan Rusia sebagai sekutu Suriah.

Gabbard, politikus Partai Republik asal Hawaii telah bertemu dua kali dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad pada bulan Januari lalu. Dia mengatakan kepada Star-Advertiser, bahwa dia pikir pertemuannya itu penting untuk membawa “musuh” ke meja perdamaian.

Menurut Gabbard, keputusan Presiden Trump membuka potensi perang nuklir antara AS dan Rusia. Dia memahami asalah serangan rudal-rudal Tomahawk ke pangkalan udara Shayrat, Suriah, sebagai respons atas dugaan serangan senjata kimia terhadap warga sipil di Idlib yang dituduhkan kepada pasukan Assad.

Namun, cara Trump itu ilegal dan berbahaya. ”Ini adalah kemarahan dan sedih saya bahwa Presiden Trump telah mengambil nasihat dari "war hawks" untuk perubahan rezim secara ilegal, untuk menggulingkan pemerintah Suriah,” kritik Gabbard.

”Ini adalah (tindakan) cupet dan akan menyebabkan warga sipil tewas lebih banyak, lebih banyak pengungsi, al-Qaeda dan teroris lainnya lebih kuat, dan perang nuklir mungkin (pecah) antara AS dan Rusia,” ujarnya.

”Pemerintahan ini telah bertindak sembrono tanpa pertimbangan dari konsekuensi  serangan AS di Suriah, tanpa menunggu pengumpulan bukti dari tempat kejadian paparan (senjata) kimia,” kata Gabbard dalam pernyataannya, yang dikutip Sabtu (8/4/2017).

”Jika Presiden Assad memang bersalah atas serangan kimia mengerikan ini pada warga sipil tak berdosa, saya akan menjadi (orang) yang pertama untuk menyerukan penuntutan dan eksekusi oleh Pengadilan Kriminal Internasional,” katanya.

”Namun, karena serangan kami terhadap Suriah, penyelidikan ini mungkin sekarang bahkan tidak mungkin. Dan tanpa bukti tersebut, penuntutan yang sukses akan jauh lebih sulit,” imbuh dia.

Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan, AS telah datang “dalam jarak satu inci” untuk bentrok dengan pasukan Rusia.

Citra satelit menunjukkan jika pangkalan udara Shayrat adalah rumah bagi pasukan khusus Rusia dan helikopter militer.

Presiden Suriah, Bashar al-Assad mengatakan, serangan Amerika Serikat terhadap sebuah pangkalan udara di pusat Suriah pada Jumat pagi adalah hal bodoh dan tidak bertanggung jawab.

"Apa yang Amerika lakukan hanyalah perilaku bodoh dan tidak bertanggung jawab, yang hanya mengungkapkan kepicikannya dan kebutaan politik serta militer dengan realitas,” bunyi pernyataan itu seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (8/4/2017).

Kantor Assad mengatakan pemerintah akan melipatgandakan usaha terhadap kelompok pemberontak setelah serangan AS. Serangan tersebut adalah aksi militer langsung pertama oleh Washington terhadap rezim Damaskus.

“Agresi ini telah meningkatkan tekad Suriah untuk menyerang agen-agen teroris, untuk terus menghancurkan mereka dan untuk mempercepat kecepatan kerja ini, di mana pun mereka berada di wilayah Suriah,” katanya.

“Tindakan memalukan menargetkan bandara negara yang berdaulat ini menunjukkan sekali lagi bahwa pemerintahan yang berbeda tidak mengubah kebijakan yang lebih dalam,” imbuhnya.

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews