Buwas Jawab 5 Pertanyaan Mahasiswa Ini, Termasuk Didoakan Jadi Presiden

Buwas Jawab 5 Pertanyaan Mahasiswa Ini, Termasuk Didoakan Jadi Presiden

Kepala BNN Komjen Budi Waseso di Kampus Uniba, Batam. (foto: isk/batamnews)


BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Kepala BNN RI, Komjen Pol Budi Waseso memberikan kuliah umum terkait bahaya narkoba bagi generasi penerus bangsa dan maraknya peredaran narkotika di Indonesia, Jumat (6/1/2017) di Kampus Universitas Batam (Uniba).

Usai memberikan pemaparan di hadapan ratusan praktisi, mahasiswa dan pelajar, lima pertanyaan dilontarkan oleh praktisi dan mahasiswa yang hadir.

Berikut lima pertanyaannya:

1. Pak Buwas cocok jadi Presiden Indonesia, kami doakan bapak jadi presiden. Maraknya peredaran narkoba di Batam, seperti di beberapa diskotek, saya kira aparat keamanan di Kepri ini sudah tahu. Bagaimana tanggapan bapak?

2. Rokok elektrik sudah merajalela di Batam saat ini. Saat uji lab kandungannya ternyata lebih banyak rusak, siswa pun sudah banyak memilikinya, bahkan satu orang pegang dua. Bagaimana tanggapan Bapak?

3. Apa kebijakan yang akan Bapak lakukan terkait maraknya peredaran narkotika di Indonesia?

4. Kalau diamati di Batam kita tertunduk malu, apakah ada garis komando perintah tembak di tempat, supaya bandar itu mati, dan supaya bandar itu jadi takut?

5. Sanggupkah bapak mensortir masyarakat dari narkoba dalam waktu sesingkat-singkatnya. Jika tidak mencegah narkoba di Indonesia, Indonesia tidak akan berkembang dan maju.

Jawaban Komjen Pol Budi Waseso:

"Terima kasih sudah mendoakan saya jadi Presiden. Presiden itu bukan berarti presiden RI, tapi ada juga Presden Komisaris," kata Budi Waseso sedikit bercanda.
 
Narkotika itu, kata dia, tidak kan bisa dihilangkan, karena digunakan untuk pengobatan dan penelitian, yang celaka tadi malah jadi mesin pembunuh. Ini yang berkembang sekarang, manusia melakukan penyalahgunaan dan ini sudah pernah terjadi.

Di Indonesia, imbuhnya, sudah masuk 64 tipe/jenis narkotika. Di China, kebijakan pemerintah negaranya warganya harus sejahtera, jadi di China sabu itu home industri, dibuat sebanyak-banyaknya.

Tapi, lanjut Buwas, di China tidak boleh melakukan kejahatan, tapi produksi boleh. "Waktu berkunjung ke China, mereka bertanya pada saya. Pak, kami membuat ini adalah prekusor, sebagai bahan obat dan kami memproduksi besar-besaran, yang salah itu yang menyalahgunakan?," kata Buwas.

"Makanya saya sekarang ini mencari solusi. China setuju dan memberikan informasi terus kepada saya dan tujuan salah satunya Indonesia. Seperti kapal yang mengangkut narkotika. Kapal itu berlabuh di Malaysia dan Singapura," ucapnya.

Kata Buwas, banyak kesulitan kita untuk memerangi narkoba ini, kita tidak bisa berharap dan bergantung pada negara lain. Dari generasi muda harus mengetahui dan pahami bahaya narkoba ini, mahasiswa-mahasiswa, itulah generasi yang akan dihancurkan.

"Ini harus tertanam, bahwa jangan sekali-kali menggunakan narkoba. Dengan seperti itu, pangsa pasarnya pun akan hilang."

Lanjutnya, sampai hari ini Malaysia dan Singapura melakukan tindakan tegas terhadap narkoba. Tapi tidak pernah ada yang protes. Tapi, kalau Indonesia melakukan hukuman mati, dunia protes. "Kita diprotes habis-habisan. Tapi, beberapa negara melakukan hukuman mati tidak ada yang protes," lanjutnya.

"Saat berkunjung ke Amerika, saya diprotes habis-habisan dari LSM dari Indonesia di Amerika. Ini warga negara Indonesia atau bukan, saya jadi bingung! Mereka dibiayai negara asing untuk menyuarakan hal itu, ini fakta!," kata Buwas.

Kemudian, tempat rehabilitasi di Malaysia bagus sekali, isinya orang Indonesia semua. Ini jadi tanda tanya, ada apa ini?

Kemudian saat menanggapi pertanyaan maraknya peredaran narkotika di tempat hiburan malam seperti diskotek. Buwas mengaku sudah tahu.

"Saya sudah tahu di sini, ini PR berat untuk Pak Nikson Manurung (Kepala BNNP Kepri, red). Saya juga sudah tahu aparat keamanan di sini sudah tahu. Saya minta mahasiswa membantu memberikan informasi. Panglima TNI sudah sepakat terkait hal ini. 57 kita setor nama waktu itu, 57-nya dipecat panglima," kata Buwas menegaskan.
 
"Saya sudah komitmen sama Panglima TNI dan Kapolri, kita petakan aparat atau oknum-oknum yang bermain ini. BNN nanti akan dilengkapi senjata yang lengkap, tindakan tegas akan kita lakukan di lapangan. Tapi, penggunaan senjata juga diatur UU, itu yang saya sampaikan pada anggota saya," sambungnya.

Yang lebih menyedihkan sekarang, kata Buwas, sasarannya (jaringan narkoba) anak TK, SD, diracuni dalam minumannya, ini fakta! Sekarang sudah merambah anak TK yang tidak mengerti apa-apa.

Kemudian rokok elektrik, itu berbahaya, kalau menyangkut narkoba belum dilakukan pembuktian.

"Sekarang bentuknya tisu. Di diskotek sudah terjadi, polisi tidak mengetahui itu narkotika. Ditaroh di meja seperti biasa dan tidak mencurigakan. Kemudian dimasukkan ke dalam air mineral dan tisu tersebut larut," jelasnya.

(isk)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews