2 Mega Proyek Impian di Natuna Ini Tersiar Lagi di Era Jokowi

2 Mega Proyek Impian di Natuna Ini Tersiar Lagi di Era Jokowi

Bupati Natuna Hamid Rizal (Foto: Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Dua megaproyek pembangunan infrastruktur di Natuna nampak kembali mengapung ke permukaan.

Proyek besar dimaksud adalah Pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Bunguran - Sedanau dan Sebuah Bandara Internasional di Kelarik, Bunguran Utara.

Hal ini seperti membangkitkan mimpi dan harapan yang dulunya sempat hilang ditelan waktu.

Bupati Natuna, Hamid Rizal menegaskan, jika dua proyek itu masuk target dalam anggaran besar yang dijanjikan pemerintah pusat.

Sebelumnya presiden Jokowi memang sudah berkomitmen terkait alokasi anggaran 4,7 Triliun sebagai percepatan  akselerasi pembangunan di Kabupaten Natuna sebagai beranda terdepan Indonesia.

"Pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Bunguran, yakni dari Tanjung Duku ke Pulau Sedanau, itu sepanjang 7 Kilometer dan bandara Internasional di Kelarik," kata Hamid, Sabtu (3/12/2016).

Menurutnya proyek ini dulunya sudah ada direncanakan oleh pemerintah pusat. "Masterplannya sudah ada di Badan Pengelola Percepatan Pembangunan Natuna (BP3N). Ini sebenarnya sudah lama direncanakan pusat tapi nggak tahu hilang gitu aja, mungkin karena anggarannya belum cukup. Sekarang dimunculkan lagi, mudah-mudahan bisa terealisasi," ujarnya.

Hamid mengatakan, keberadaan jembatan Tanjungduku-Sedanau bisa mempermudah perpindahan orang dan barang. Hal ini akan berdampak positif pada perekonomian. Hal lainnya, ketersediaan air bersih untuk sedanau bisa diakomodir.

"Air bersih misalnya, bisa kita pasang pipa untuk memasok air dari pulau bunguran ke Sedanau. Kita tahu kalau musim kemarau air di sana (Sedanau) susah. Begitu juga listrik bisa langsung dari pembangkit di Ranai," kata Hamid.

 

Bandara Internasional

Terkait bandara Internasional di Kelarik pun sama halnya dengan jembatan panjang tersebut. "Ya memang kita sudah ada bandara Lanud di Ranai. Tapi kan kalau seandainya ada kegiatan militer jadinya berpengaruh pada penerbangan sipil. Jadi kita perlu bandara alternatif," ujar Hamid.

Akses internasional Natuna dengan negara lain menurutnya cukup potensial. Hal yang berbeda jika bandara yang digunakan juga dipakai untuk pangkalan udara, pasalnya akan sulit menaikkan kelasnya menjadi bandara internasioal.

"Oh. Kalau soal rutenya macam-macam, kita bisa buka penerbangan langsung ke Vietnam, Malaysia dan sebagainya. Wisatawan bisa mudah mengakses Natuna langsung. Itu perencanaannya di Kelarik. Tapi tentu tahapannya panjang," ujarnya.

Selain jembatan dan bandara tersebut, Hamid menuturkan pembangunan lain yang masuk sasaran 4,7 T itu adalah jalan lingkar pantai dari Batu Hitam ke Batu Kapal di Ranai dan Peningkatan fasilitas Jalan Lingkar di Pulau Midai. Selain itu beberapa pelebaran jalan juga akan diupayakan.

 
[Fox]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews