BATAMNEWS.CO.ID - Kehidupan memang seperti roda. Kadang di atas, kadang di bawah. Namun, ada narkoba yang membuat seorang milioner harus jadi gelandangan di hari tuanya.

Adalah Marianne Friedman-Foote yang kini menghabiskan sebagian malamnya di Central Park, dan ia hanya tidur dalam kantong dengan beratapkan langit. Ia kini menjadi seorang tunawisma, dan menghabiskan hidupnya di jalanan.

Padahal hanya beberapa mil jauhnya, ia pernah memiliki apartemen mewah tempat ia dibesarkan.

Friedman-Foote yang kini berusia 63 tahun, pernah menjadi pewaris di Upper East Side. Ia adalah cucu dari pengusaha produsen tekstil terkaya di Manhattan. Dulu, ia memiliki banyak pembantu rumah tangga, mengambil kursus balet dan lulus dari sebuah sekolah bergengsi di New York.

Tapi setelah kematian ibunya, kekayaan keluarganya hilang dalam waktu yang cukup singkat. Friedman-Foote kecanduan heroin. Dan pada bulan Agustus lalu, ia diusir dari rumahnya.

"Aku dibesarkan di sebuah rumah dengan ruang tamu besar. Sampai itu semua terjadi," ucap Friedman-Foote kepada New York Post, belum lama ini.

Dia dan suaminya, Frank, telah menetap di utara Central Park Reservoir. Mereka menjaga barang-barang dalam kantong sampah, dan tidur di kasur busa seadanya.

Padahal, keluarganya dulu dimiliki rumah seluas 4.000 meter persegi dengan bangunan ala Art Deco. Juga apartemen yang sekarang nilainya US$ 10 juta atau Rp 130 miliar.

Friedman-Foote tidak memiliki kenangan indah di dalam hidupnya. Bahkan ibunya mengalami depresi, dan kadang-kadang memiliki serangan panik. Bahkan ia tidak memiliki foto-foto masa kecilnya, ia hanya memiliki foto yang diambil tahun 1971 saat usianya masih remaja.

Di usia 40 tahunan, Friedman-Foote kecanduan heroin dan mengonsumsi metadon empat kali seminggu selama sekitar enam tahun.

Kini, ia hidup dari belas kasihan orang-orang. Di mana kini ia tidak memiliki pekerjaan.

(ind/bbs)