Liechtenstein, Negeri Super Kaya dari Prangko, Gunung dan Susu

Liechtenstein, Negeri Super Kaya dari Prangko, Gunung dan Susu

Vaduz, ibukota Liechtenstein. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID - Ada yang menarik soal negara bernama Liechtenstein. Nama negara yang jarang terdengar. Bahkan, sangat sulit mencarinya di peta karena wilayahnya yang kecil. Luasnya hanya 160 km persegi atau kira-kira seperempat luas Pulau Batam.

Liechtenstein adalah negara monarki konstitusional yang berdaulat penuh. Wilayahnya terletak di pegunungan Alpen, bagian selatan Eropa tengah. Terjepit di antara Switzerland (di perbatasan barat) dan Austria (di perbatasan timur).

Meski kecil tapi Liechtenstein atau kepangeranan Liechtenstein adalah menjadi negara terkaya sekaligus termakmur nomor satu di dunia saat ini. Negara dengan ibu kota Vaduz itu memiliki penduduk sekitar 38.000 jiwa dengan pendapatan per kapita $ 143.000/tahun.

Jika di-kurs-kan dengan mata uang rupiah saat ini Rp 13.000 per 1 dolar Amerika, maka pendapatan tiap-tiap penduduk negara Liechtenstein sekitar Rp 2 milliar per orang/tahun atau Rp 166 juta rupiah per bulan. Angka ini mengalahkan Qatar sebagai negara yang pernah menempati urutan pertama.

Sejak tahun 1950, Liechtenstein sudah mengubah imej ekonomi negeri mereka. Dari negara yang dikenal akan sektor peternakan kini menjadi salah satu negara yang kuat di sektor industri modern. Standar hidup di negeri ini juga tinggi, karena tingkat upah di sana juga termasuk yang tinggi di seluruh dunia. Hampir semua penduduknya memiliki mobil.

Pajak yang rendah dan proses birokrasi yang mudah membuat banyak perusahaan mendirikan kantornya di Liechtenstein. Kantor-kantor tersebut telah menyumbang 30 persen dari penerimaan negara.

Sektor ekonomi utama adalah layanan (50,1%), industri (42,8%), dan pertanian (7,1%). Angka inflasi hanya 0,2%, tidak ada penduduk di bawah garis kemiskinan, dan pengangguran hanya 2,5%.

Industri utama Liechtenstein adalah elektronik, manufaktur, logam, produk gigi, keramik, obat-obatan, produk makanan, dan pariwisata. Komoditas ekspor utama mencakup mesin, konektor untuk audio dan video, bagian untuk kendaraan bermotor, produk gigi, hardware, bahan makanan, peralatan elektronik, produk optik dan prangko.

Banyak hasil produksi negara mungil ini yang dieskpor keluar negeri. Seperti contohnya keramik, kulit sosis dan gigi palsu. Gigi palsu merupakan hasil produksi yang paling besar di negara ini dan membuat negara ini menjadi sangat kaya.

Liechtenstein termasuk ke salah satu negara yang tidak punya hutang. Industri-industri seperti tekstil, produk baja, kalkulator, obat-obatan, perangkat elektronika dan alat pengeboran adalah industri-industri yang menjadi pendapatan utama negara ini.

Tingkat pajak di negara Liechtenstein sangat rendah. Maka dari itu, negara yang terdapat banyak pegunungan ini dikenal dengan statusnya yaitu “Surganya Pajak”. Tingkat pajak yang rendah juga membuat negara ini muncul puluhan ribu perusahaan. Perusahaan-perusahaan inilah yang nantinya akan mengekspor hasil produksinya ke negara-negara lain.

Karena tidak ada pajak yang memberatkan, rakyat dinegara ini juga sangat makmur. Mereka semua benar-benar merdeka, karena tidak ada yang namanya pengangguran, masyarakatnya juga tidak ada yang berambisi terhadap politik.

Karena pengangguran sangat sedikit di sini, masyarakat di negara Liechtenstein nyaris tidak ada yang menjadi penjahat. Tindakan kriminal hampir tidak terdengar. Hal ini jugalah yang menyebabkan negara ini tidak memiliki kekuatan militer.

Di Liechtenstein hanya memiliki satu regu polisi bersenjata ringan yang terdiri dari 7 personel dinas aktif, 1 security khusus, dan seekor anjing polisi terlatih. Petugas bersenjata ini hanya alat formal negara yang menjaga keamanan dalam negeri.

Banyak orang yang ingin menjadi warga negara Liechtenstein, karena tertarik akan kenyamanan kehidupan di negeri itu. Namun aturan persyaratan pemerintah negara itu sangat ketat untuk orang asing guna membatasi populasi.

Setidaknya warga asing harus menetap dulu selama minimum 5 tahun, bersedia membayar uang jaminan senilai 10 ribu dolar AS, itu pun harus atas persetujuan parlemen negara, barulah seorang warga asing bisa dipertimbangkan menjadi warga negara.

Bagi penghobi filateli, Liechtenstein dikenal akan prangkonya yang unik dan bernilai tinggi. Prangko cetakan Liechtenstein tergolong langka dan punya ciri khas. Sejak tahun 1912, negeri ini sudah menerbitkan 800 jenis prangko yang tetap diburu para kolektor hingga kini.

Selain prangko, negeri yang dialiri Sungai Rhine di sepanjang perbatasan barat wilayahnya ini juga menjadi surga bagi wisatawan. Pemandangan Pegunungan Alpen yang tertutup salju, hamparan hutan pinus, bangunan tua, kastil dan padang rumput luas menawarkan panorama alam pegunungan dan lembah yang menawan.

Sepanjang tahun, rombongan turis nyaris mengalir tanpa henti untuk menikmati keindahan lanskap Liechtenstein. Walau tak sampai satu hari saja mereka sudah bisa mengelilingi negeri ini, Liechtenstein tak pernah membosankan bagi para wisatawan.

Sampai kepala pemerintahan Leichtenstein pernah khawatir dengan membanjirnya arus turis ke negeri mereka. Ia khawatir kedatangan turis yang begitu banyak bisa mengubah tatanan hidup dan kebudayaan penduduk negerinya.

Turis juga suka melihat peternakan. Di lembah Pegunungan Alpen di sisi Sungai Rhine, bentangan padang rumput menjadi lahan penggembalaan yang istimewa. Pada musim panas, para peternak akan menggiring ternaknya ke lereng Pegunungan Alpen. Pada musim gugur ternak itu akan merumput di lembah yang indah itu.

Untuk mendukung jalur penggembalaan ternak ini, pemerintah membangun sebuah terowongan di bawah ruas jalan utama. Terowongan berbiaya mahal ini memang khusus dibangun, agar ternak sapi atau domba bisa bebas bergerak dalam jalurnya tanpa terganggu atau mengganggu arus transportasi.

Ini mungkin satu-satunya “jalan tol” di dunia yang dibangun khusus untuk ternak. Kenikmatan yang dibangun buat ternak ini mungkin berhubungan dengan kualitas daging dan susu produksi Liechtenstein yang terkenal sangat prima.

(ind/bbs)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews