Esti & Mumu: Ketika Maut dan Jodoh Datang Bersamaan...

Esti & Mumu: Ketika Maut dan Jodoh Datang Bersamaan...

Esti dan Mumu (Foto: Facebook/Esti)

BATAMNEWS.CO.ID, Tanjungpinang - Pasangan calon pengantin, Esti (23) dan Muslichudin (30), menjadi korban dalam peristiwa nahas tenggelamnya kapal pompong rute Kota Tanjungpinang ke Pulau Penyengat Kepulauan Riau.

Kisah tragis keduanya sangat menguras air mata. Keduanya, sedianya bakal merayakan hari yang sakral itu pada Kamis, 8 September 2016 mendatang.

Segala persiapan sudah matang. Sebelum hari H, Esti dan Muslichudin alias Mumu, berencana berziarah ke makam bersejarah di Pulau Penyengat.

Di tengah mendung hitam dan hujan badai, Esti dan Mumu plus keluarga besarnya pergi bersama. 

Rombongan itu menumpang pompong. Cuaca saat itu benar-benar tak mendukung.

Sekitar pukul 08.00 WIB, Minggu (218/2016), awan hitam sudah bergelayut di langit-langit Kota Tanjungpinang.

Pompong dengan juru mudi Said nekat menerobos cuaca buruk. Menurut warga sekitar, cuaca semacam itu memang sudah biasa bagi para juru mudi.

Namun saat itu tak lagi biasa. “Tak lama berjalan, hari hujan,” ujar seorang saksi mata yang selamat, Resty.

Esti dan Mumu beserta keluarga besarnya sudah berada di atas pompong nahas itu.

Tidak saja mereka, orangtua Esti, kakak kandungnya, keponakan, serta calon suami dan mertuanya ikut dalam rombongan tersebut.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba angin kencang mulai terasa. Pompong mulai oleng. 

Hujan lebat mengguyur. Tak lama kemudian, perut pompong dipenuhi air. 

 

Proses pencarian korban pertama kali (Foto: Facebook)

 

Penumpang mulai panik. Begitu air semakin banyak, para penumpang sebagian meloncat, sebagian lagi terperangkap di pompong yang dilengkapi terpal kiri kanan itu.

“Saya langsung loncat,” ujar Resty, wanita asal Batam yang berhasil selamat.

Namun malang, Esti dan Mumu serta sejumlah anggota keluarganya tak seorang pun yang berhasil menyelamatkan diri.

Satu keluarga besar itu meninggal. Sejumlah juru mudi pompong lainnya berusaha memberikan bantuan pertama kali.

Sebanyak 16 orang penumpang di dalam pompong, beserta tekong kapal terjun ke laut. 

Para warga dan juru mudi pompong berhasil mengevakuasi 10 penumpang. Semuanya tewas. Dua orang berhasil selamat, Resty dan Said,

Di hari pertama, 5 orang dinyatakan hilang. Jenazah mereka kemudian ditemukan keesokan harinya.

Esti ditemukan di hari pertama dalam kondisi tak bernyawa. Sedangkan Mumu hilang. 

Esti beberapa pekan sebelum kejadian, 18 Agustus 2016, sempat meluapkan kegembiraannya.

 

Evakuasi korban terakhir yang ditemukan (Foto: Aji/Batamnews)

 

Di akun instagramnya, ia menuliskan, "Kamis kamis yang akan datang," ujar Esti. Ia juga memposting foto surat undangan.

Kabar itu sebagai tanda, Kamis, 8 September 2016, mereka berdua menikah.

Namun semuanya sirna. Esti dan Mumu tewas dalam peristiwa tragis tersebut.

Apakah ini yang dinamakan ketika maut dan jodoh pergi bersamaan?

 

 

Selamat jalan Esti dan Mumu, semoga kalian berjodoh di alam sana...

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews