Natuna Diproyeksi Jadi Sentra Pelelangan Ikan Terbesar di Dunia

Natuna Diproyeksi Jadi Sentra Pelelangan Ikan Terbesar di Dunia

Deputi Bidang Infrastruktur, Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Ridwan Djamaludin (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Perwakilan Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya kembali mengunjungi Natuna untuk menindaklanjuti arah percepatan yang diinstruksikan presiden yaitu menjadikan Natuna sebagai sentra pelelangan ikan terbesar.

Deputi Bidang Infrastruktur, Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Ridwan Djamaludin menuturkan, realisasi paling awal adalah pembangunan fasilitas cold storage (peti pendingin penyimpanan ikan dalam jumlah proporsional) di beberapa titik potensial pada Agustus tahun ini.

"Kami ingin meninjau dulu, dan kita berharap, pemerintah daerah nantinya juga memberikan kemudahan-kemudahan untuk investor yang akan masuk," ujar Ridwan, Selasa (12/7/2016).

Dikatakannya, dalam beberapa pekan ini Menko Maritim dan Sumber Daya akan segera menyambangi Natuna. "Ini juga tindak lanjut rapat terbatas kami dengan Menko Maritim di Jakarta. Rencananya, menteri akan datang ke sini," terangnya.

Beberapa misi yang menjadi target percepatan pembangunan sudah direncanakan. Tim ini akan menggambar kondisi riil di lapangan untuk aplikasi program-program tersebut agar efesien. Menurut Ridwan, pihaknya akan fokus dan memilih skala prioritas dari empat sektor yang dicanangkan.

"Dari empat sektor, kita ingin konsentrasi di program mana, Yang jelas sektor kelautan dan perikanan, bagaimana upaya membesarkan sektor ini. Sektor Migas bagaimana meningkatkan efektivitas kegiatan Migas di laut itu agar berdampak bagi kabupaten Natuna, kemudian peningkatan sektor pariwisata yang menjadi sektor paling lincah dalam percepatan pembangunan ekonomi di berbagai daerah, dan infrastruktur sektor pertahanan dan keamanan," paparnya.

Terkait konektivitas dan akses udara di Natuna pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kemenhub membahas high cost transportasi penerbangan di Natuna.

"Kami akan fokus dan konsentrasi dulu di ranah mana dari empat sektor itu, yang paling cepat bisa ditingkatkan, nanti diikuti sektor lainnya di belakang. Kita ingin bergerak cepat memiliah program dengan peringkat prioritas," terangnya lagi.

Terkait potensi perikanan, kapasitas penangkapan nelayan Natuna yang hanya 9 persen dari potensi lestari perikanan jadi perhatian. Diartikan 91 persen yang masih belum tergarap nelayan Natuna. Untuk itu pembangunan cold storage menurutnya jadi langkah nyata pertama.

"Program bantuan kapal nelayan yang disiapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan juga akan kita koordinasikan. Kami punya data jika kapal nelayan setempat (Natuna) sering menumpuk dalam zona penangkapan ikan di suatu tempat yang sama. Produktivitas tangkapan pasti tidak banyak. Kita akan upayakan bantuan kapal lebih besar, agar bisa melaut di banyak titik yang lebih jauh," ujarnya.

Natuna diproyeksikan menjadi salah satu pusat pelelangan ikan terbesar di dunia. Tentunya selain bahan baku produktivitas tangkapan hasil perikanan juga harus ada fasilitas dengan mekanisme bisnis yang memadai.

"Yang jelas jangan sampai pembangunan itu tidak terasa oleh masyarakat. Dari jumlah penduduk Natuna saat ini, misalnya harus dilihat berapa persen tenaga kerja yang siap menghadapi industrialisasi. Sekali lagi kita membangun jangan sampai masyarakat tidak terlibat," ujarnya.

(fox)

 

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews