Terendah di Indonesia, NRW ATB Capai 11,90 Persen

Terendah di Indonesia, NRW ATB Capai 11,90 Persen

Petugas ATB saat memperbaiki kebocoran air. (foto: ist/atb)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Salah satu momok dalam operasional Perusahaan Air Minum (PAM) adalah Non-Revenue Water (NRW) atau kebocoran air. Banyak uang yang mengalir percuma hanya karena PAM  tidak dapat mengendalikan kebocoran air. Sekedar informasi, NRW merupakan selisih volume air yang diproduksi dengan air yang tertagih.

Kebocoran air umumnya dibagi menjadi dua kategori, yakni kebocoran teknis dan kebocoran komersial. Kebocoran teknis umumnya disebabkan oleh kebocoran jaringan pipa, baik pipa transmisi maupun distribusi. Sementara kebocoran komersial umumnya disebabkan oleh pencurian air.

“Kebocoran teknis bisa juga disebabkan air tersebut digunakan sebagai bagian dari proses pengolahan air, salah satunya digunakan untuk pembersihan pipa yang dilakukan ATB secara berkala,” ungkap Corporate Communication Manager PT Adhya Tirta Batam (ATB) Enriqo Moreno.

Ia menambahkan, sedangkan kebocoran komersial, disebabkan oleh pencurian air. Ada oknum yang menyambung langsung pipa jaringan rumah/kantor/instansi ke pipa transmisi atau distribusi ATB tanpa melewati meter air yang digunakan perusahaan air minum trebaik di Indonesxia tersebut sebagai alat ukur pemakaian air.

“Semakin kecil tingkat kebocoran air, semakin efisien PAM. Kebocoran air dapat menyebabkan sebuah PAM  tidak sehat. Hal tersebut dikarenakan, air yang sedianya terjual harus terbuang percuma karena perusahaan tidak dapat mengendalikan tingkat kebocoran air. Itu makanya ATB sangat konsen mengendalikan tingkat kebocoran air,” ujar Enriqo.

Ia melanjutkan, apalagi air baku di Batam sangat terbatas. Batam hanya mengandalkan air hujan sebagai air baku. Bila kebocoran air tinggi, air baku akan cepat habis. Oleh karena itu, untuk menjaga air baku di Batam bertahan lebih lama, ATB terus berupaya menurunkan tingkat kebocoran air.

“Pada tahun-tahun awal ATB beroperasi, tingkat kebocoran air mencapai 40 persen. Penurunan tingkat kebocoran air mulai terjadi secara signifikan sejak 2015. Tingkat kebocoran air ATB mulai berada di bawah 20 persen. Tingkat kebocoran air tahunan pada 2015 mencapai 15,17 persen.  April 2016, tingkat kebocoran air ATB sudah berada di titik 13,33 persen, dan Mei 2016 lalu bahkan sudah berada 11,90 persen. Untuk kategori PDAM besar, kebocoran air ATB tersebut sudah paling rendah di Indonesia. Apalagi rata-rata tingkat kebocoran air nasional masih berada di tingkat 33-34 persen,” pungkas Enriqo.

(isk/rilis atb)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews