Dampak Cuaca dan Faktor Mempengarui Suhu Panas 2016 di Wilayah Natuna

Dampak Cuaca dan Faktor Mempengarui Suhu Panas 2016 di Wilayah Natuna

Ilustrasi

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Kabupaten natuna merupakan wilayah Negara Indonesia yang berbentuk kepulauan dan dilewati garis khatulistiwa. Kondisi topografi Natuna cukup beragam. Di bagian tengah daratan tedapat pegunungan serta bukit bukit dan di bagian pinggir pulau dikelilingi oleh pantai. Dengan kondisi seperti ini, potensi terjadi cuaca signifikan cukup tinggi di wilayah Natuna.

Secara klimatologi wilayah Natuna beriklim basah artinya jumlah curah hujan di wilayah Natuna cukup tinggi. Curah hujan rata rata tahunan Natuna selama 20 tahun terakhir ini yaitu 2397,9 mm. Jumlah ini sudah melewati rata-rata normal yaitu 2000 mm.

Danny Pangestu (Foto: dok. pribadi)

Selain itu, karakteristik curah hujan wilayah Natuna memiliki tipe monsoon/musim yaitu daerah yang jelas perbedaannya antara musim kering dengan musim basah, di mana musim kering terjadi pada kisaran bulan Februari hingga April, sedangkan musim basah, yang cenderung terjadi hujan, terjadi kisaran bulan Mei hingga Januari.

Untuk kondisi periode musim kemarau 2016 telah diprediksikan masih berlanjut hingga bulan April. Bahkan BMKG sudah merilis bahwasanya, bulan Mei ini masih akan terjadi kemarau. Walaupun di hari hari tertentu peluang terjadinya hujan masih ada. Adapun peluang terjadinya hujan pada bulan April, untuk curah hujan  di bawah 50 mm (hujan ringan), hanya berkisar 40 % – 50 %, dan untuk di atas 50 mm (hujan sedang atau lebat) berkisar 50% - 60 %.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan  wilayah natuna tidak turun hujan  yaitu suhu muka laut yang masih hangat di wilayah natuna dan Laut Cina Selatan, posisi matahari yang mulai menuju wilayah utara, suplai massa udara dari kawasan timur natuna masih sedikit dan pengaruh kecepatan angin ikut menghambat pertumbuhan awan.

Faktor lokal juga tak lepas dari faktor pengaruh pembentukan awan konvektif. Dengan adanya kemarau ini kondisi lahan sawah banyak mengalami kekeringan, terjadi penurunan tinggi muka air sumur di rumah rumah masyarakat sehingga terjadi krisis ketersediaan air baku. Dampak kemarau ini juga mengakibatkan kondisi tanah menjadi tidak kuat/labil terutama yang berada di lereng lereng atau perbukitan.

 

Biodata penulis

Nama                 : Dany Pangestu

TTL                     : Malang 23 Januari 1997

Pekerjaan           : Observer Stasiun Meteorologi Ranai-Natuna Kelas III

Nomor Telepon   : 085361430320

Email Pribadi      : [email protected]

 

[snw]

 

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews