Paris - Dikutip batamnews.com dari dailymail.co.uk, beberapa saksi mata mengatakan, saat itu tiba-tiba para penyerang bertopeng mengacungkan Kalashnikov di dalam Kantor Charlie Hebdo. Mereka sempat menanyai nama wartawan kepada staf kantor tersebut.

Digambarkan, mereka berpakaian serba hitam dengan kerudung dan berbicara Prancis dengan sempurna. Lalu, penyerang memaksa salah satu kartunis yang saat itu berada di kantor dengan anak perempuannya untuk membuka pintu.

Setelah itu mereka langsung menuju editor koran dan kartunis, Stephane Charbonnier, membunuh dia dan pengawal polisi, yang telah direkrut untuk melindunginya. Polisi itu memang bertugas melindungi karena ada ancaman terhadap Stephane sebelumnya.

Mereka juga menewaskan tiga kartunis ternama lainnya dan pemimpin redaksi surat kabar. Mereka juga menembak belasan orang lainnya.

Rekaman mengerikan menunjukkan seorang polisi terluka terpuruk di trotoar setelah dua orang bersenjata mendekatinya di luar kantor beberapa menit kemudian.

Tampak petugas itu memohon dengan posisi terbaring di trotoar. Ia memohon untuk tidak ditembak. Petugas itu terlihat perlahan-lahan mengangkat tangannya ke arah salah satu para penyerang, yang merespon dengan menembaknya di kepala dari jarak dekat.

Setelah itu terjadi tembak-menembak dengan petugas bersenjata. Tapi mereka dengan tenang dan sangat disiplin mampu melarikan diri
(ind)