Tentara yang Dihabisi Abu Sayyaf Ternyata Pasukan Elit Filipina

 Tentara yang Dihabisi Abu Sayyaf Ternyata Pasukan Elit Filipina

Pasukan elit Filipina kocar-kacir melawan kelompok Abu Sayyaf. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Manila - Upaya tentara Filipina untuk membebaskan 18 warga asing, termasuk 10 pelaut asal Indonesia di markas Abu Sayyaf berakhir tragis. Satu peleton pasukan yang diterjunkan ke Provinsi Basilan tak berdaya menghadapi kelompok tersebut.

Sebanyak 18 tentara tewas bersama dengan lima militan Islam setelah terlibat baku tembak selama 10 jam. Sedangkan 50 tentara lainnya mengalami luka-luka.

Harian Philippine Daily Inquirer sampai melaporkan, seluruh peleton "dihabisi" dan empat di antaranya dipenggal. Padahal, pasukan yang dikirim merupakan pasukan elite di Filipina, yakni Pasukan Batalion Khusus ke-4 dan Batalion Infanteri ke-44.

Pertempuran itu adalah salah satu yang terbesar memakan korban jiwa tentara Filipina dalam beberapa tahun terakhir. Sementara di pihak Abu Sayyaf lima militan tewas dalam baku tembak selama sepuluh jam itu. Empat tentara yang tewas juga dipenggal oleh mereka. Di pihak Abu Sayyaf sekitar 20 militan luka.

Media lokal menyebut sekitar 100 militan Abu Sayyaf menyergap pasukan militer Filipina di kawasan Sitio Bayoko, Desa Baguindan, Tipo-Tipo, Provinsi Basilan.

Juru bicara militer Filipina Wilayah Mindanao Barat Mayor Filemon Tan baku tembak terjadi sekitar 07.55 waktu setempat.

Tan mengatakan pasukan militer dari Batalion Infanteri 44 dan Pasukan Elit ke-4 sedang dalam operasi untuk pembebasan sandera (termasuk 10 WNI) ketika mereka disergap sekitar 120 anggota Abu Sayyaf yang dipimpin Isnilon Hapilon, pria paling dicari pemerintah Amerika Serikat dengan harga kepalanya, baik hidup atau mati, sebesar USD 5 juta. Tahun lalu kelompok Hapilon ini sudah menyatakan berbaiat kepada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Militan Abu Sayyaf unggul dalam penguasaan medan karena mereka menempati dataran tinggi di kawasan itu.

"Musuh berada di dataran tinggi jadi pasukan kami yang berusaha berlindung masih terkena berondongan peluru dan bom," kata Kolonel Benedict Manquiquis, juru bicara militer wilayah Basilan kepada stasiun radio DZRH, seperti dilansir BBC, Ahad (10/4).
 
Pasukan Batalion Khusus Ke-4 yang diterjunkan untuk memburu militan Abu Sayyaf bukan pasukan sembarangan, mereka merupakan bagian dari pasukan penerjun payung atau lintas udara. Pasukan ini berada di bawah komando Pasukan Resimen Khusus.

Pasukan elite ini berdiri pada 1960-an oleh Kapten (Inf) Fidel V Ramos, sekaligus komandan pertama di pasukan tersebut. Pasukan ini dilatih melalui Operasi Perang Non-konvensional dan Operasi Perang Psikologis, bahkan dilatig langsung oleh Pasukan Khusus AS yang dikenal dengan Baret Hijaunya.

Sejak berdiri, pasukan ini sudah diterjunkan untuk mengatasi pemberontakan dan terorisme, utamanya kelompok militan Moro. Kini, mereka ikut berhadapan dengan Abu Sayyaf dalam misi pembebasan sandera.

Sementara Batalion Infanteri ke-44 berada di bawah komando Divisi Regular Pertama, yang juga dikenal dengan nama Divisi Tabak. Pasukan ini terbentuk sejak 5 Mei 1936, serta ikut terlibat dalam pertempuran melawan Pasukan Jepang di kawasan Pasifik.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews