Bursa Cagub DKI Jakarta

Pengamat Politik UI Eep Saefulloh Prediksi Ahok Kalah di Pilkada DKI

Pengamat Politik UI Eep Saefulloh Prediksi Ahok Kalah di Pilkada DKI

Gubernur DKI Ahok. (Foto: Ist)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Pengamat politik Eep Saefulloh Fatah mulai merapat ke Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dan Walikota Bandung Ridwan Kamil. Namun ia belum memutuskan apakah akan menjadi konsultan politik Sandiaga Uno.

Ia menuturkan, pertemuannya tersebut hal yang wajar, apalagi keduanya adalah teman baik dirinya sejak dulu.

"Suatu yang wajar saja. Setiap teman yang komunikasi dengan saya tahu bidang saya yaitu politik.  Dengan sendirinya membahas tentang itu. Pilkada semakin dekat, Pak Sandiaga juga salah satu calon kandidat," katanya usai pertemuan di restoran di Kebayoran Baru, Jakarta, seperti dikutip republika online, Sabtu (12/3).

Meski tak menyebutkan akan menjadi konsultan politik Sandiaga, namun mengenai probabilitas Sandiaga Uno, Eep menilai DKI Jakarta sebagai Ibukota menjadi sangat atraktif bagi siapa pun. 

 

Ee Saefulloh (Foto: Ist)

 

Apalagi saat ini banyak tokoh-tokoh politik dan masyarakat yang berminat jadi Gubernur DKI. Warga Jakarta saat ini juga banjir informasi.

Tak heran kompetisi memperebutkan jabatan Gubernur DKI akan sangat sengit. Tidak satupun, kata dia, calon yang benar-benar memiliki tingkat elektabilitas tinggi.

"Tetapi mengingat pertarungan di tahun 2012. Di mana saya terlibat, maka kita tidak bisa meramalkan terlalu dini. Apalagi ketika tidak satu pun tokoh  seperti di Banyuwangi dan Surabaya yang popularitasnya begitu tinggi, elektabilitasnya juga sangat tinggi. Di Jakarta tidak ada," katanya.

Eep mengatakan kemungkinan Ahok kalah incumbent kalah dapat terjadi seperti pada tahun 2012. Karena itu incumbent juga harus bisa bersikap demokratis.

"Tapi apakah Ahok akan mengalami itu? belum tentu," ujarnya.

Karena di Jakarta tidak ada tokoh atau calon yang memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi. Eep menjelaskan popularitas Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memang tinggi. Namun angka elektabilitasnya tidak setinggi popularitasnya.

"Ada jarak antara elektabilitas dan popularitas yang sangat jauh. itu yang membuat kompetisi menjadi sangat sengit di Jakarta," tambahnya.

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews